Deklarasi Mega-Prabowo di Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang
Dikepung Bukit Sampah, Merokok Sama Saja Dengan Menghirup Bau BusukMinggu, 24 Mei 2009 – 17:58 WIB
"Ya, pengin lihat langsung Ibu Mega. Saya memang fanatik PDIP," ujar Marni (52), sembari terus menggandeng anak perempuannya yang masih remaja. Perempuan berjilbab bersandal jepit itu hanyalah salah satu dari ribuan kaum hawa yang ikut riuh memadati TPA Bantar Gebang.
Banyak juga kaum muda yang mengenakan atribut banteng moncong putih dan Gerindra. Mereka ini yang membuat sepanjang jalan menjadi gegap gempita dengan yel-yel yang menyanjung Mega-Pro. Fanatisme massa pengagum putri Bung Karno dan putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo menyatu di Bantar Gebang. "Kapan lagi kalau tidak sekarang, Mega-Pro harus menang," ujar Heryawan, yang mengaku pengurus ranting Gerindra di kawasan Jakarta.
Pukul 14.30 Wib, lokasi deklarasi sudah dipenuhi massa. Matahari terasa makin galak. Begitu panas. Terlebih di sana tak ada pepohonan. Yang ada hanyalah bukit-bukit sampah mengering. Di salah satu bukit yang agak merata itulah pasangan Mega-Pro dideklarasikan. Di bukit seberangnya, bendera merah-putih ukuran raksasa dihamparkan menutup sisi bukit sampah.