Delapan Bulan tanpa Perawatan karena Tak Masuk Kartu Keluarga
jpnn.com - KATA dokter, kanker di mata Fadil Khairan Putra sudah mencapai stadium akhir. Terlalu riskan jika dioperasi. Namun, Fadil Putra masih bisa tersenyum dan bergerak aktif. Meski harus kehilangan satu matanya.
--------------
Laporan Fahmi Samastuti, Surabaya
--------------
BOCAH laki-laki itu tampak lahap menyantap makan siangnya. ”Bu, aku mau tempe!” celotehnya. Sang ibu yang dipanggil dengan sabar mencuil sedikit tempe goreng di tangannya. Sabtu siang itu (13/12) si kecil tampak dengan semangat menyendok makan siangnya. Tak jarang, ibunya tersenyum sambil menyeka sisa nasi di pipi si bocah.
Bocah itu adalah Fadil Khairan Putra. Usianya tiga tahun pada Januari bulan depan. Dia baru dioperasi tiga hari sebelumnya. Hampir semua anggota keluarganya terkejut melihat Fadil pulih dengan ekstracepat.
Ditemui di Ruang Melati RSUD dr Soetomo, sang ayah bertutur dengan penuh semangat. ”Padahal, seminggu kemarin cuma mau minum susu thok,” ujarnya. Hari, 36, bahagia melihat putra sulungnya itu kembali doyan makan. Sebelum operasi pengangkatan kanker, Fadil hanya mau minum susu dan roti. Itu pun kadang tidak dihabiskan.
Nada bahagia juga terlontar dari bibir ibunda Fadil, Tri Prastina Wiyanti. Perempuan yang akrab disapa Yanti itu senang melihat anaknya mau tertib makan. Setiap kali waktu makan, Fadil selalu antusias. Kadang dia merajuk sang ibu untuk dibelikan camilan. Tidak heran, bobotnya naik 1 kilogram dalam empat hari ini.
Kepulihan Fadil memang membawa kebahagiaan bagi orang tuanya. Terlebih bagi Yanti. Dia mengaku masih terbayang-bayang almarhumah saudara jauhnya yang meninggal akibat kanker mata. Kasusnya serupa dengan Fadil.