Delapan Orang Meninggal Dunia, Warga Jogja Diminta Waspada
jpnn.com - JOGJA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah (DB) dan leptospirosis. Pasalnya, dua penyakit langganan musim hujan itu masih menjadi ancaman bagi masyarakat Kota Jogja.
Hingga pertengahan Maret 2015 ini, sedikitnya sudah delapan orang meninggal, yakni lima orang meninggal akibat leptospirosis, dan tiga orang karena DB. District Surveilannce Officer Dinkes Kota Jogja, Rubangi mengatakan, hingga Maret ini sudah ada 14 kasus leptospirosis.
Dari 14 kasus itu, lima di antaranya meninggal. Tiga orang di antaranya berada di wilayah Prawirodirjan Gondomanan, dan masing-masing satu orang di Patangpuluhan, Wirobrajan dan Pakualaman. ”Korban leptospirosis biasanya sudah lanjut usia, dan ada penyakit penyertanya,” katanya seperti dikutip Radar Jogja.
Dibandingkan 2014 lalu, ada peningkatan dalam hal korban meninggal akibat gigitan atau kotoran tikus itu. Selama 2014 lalu, terdapat 23 kasus leptospirosis dan satu orang di antaranya meninggal.
Rubangi menambahkan, mayoritas kasus leptospirosis berada di wilayah pinggiran sungai. Untuk itu, pihaknya juga menggiatkan kerja bakti untuk membersihkan tempat berkembang biaknya tikus pembawa bakteri leptospira.
Pencegahan leptospirosis, bisa dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Bagi masyarakat yang kontak langsung dengan tikus, juga diminta untuk mencuci bersih dengan sabun. ”Bakteri leptospira bisa dihilangkan dengan disinfektan, maupun terkena matahari langsung,” jelasnya.
Selain leptospirosis, penyakit lain yang juga harus diwaspadai adalah DB. Hingga Maret ini sudah terdapat 223 kasus DB dengan korban meninggal mencapai tiga orang.(pra/jko/ong/jpnn)