Delapan Tahun, Revitalisasi Masih jadi Wacana
jpnn.com, SIDOARJO - Pemkab Sidoarjo sejak delapan tahun lalu berencana akan merevitalisasi kota lama dan bangunan tua di Jalan Gajah Mada. Idenya mirip kawasan Jalan Tunjungan di Surabaya. Namun sayang, hingga kini hasilnya belum tampak.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Agoes Budi Tjahjono mengatakan, kawasan kota tua berada di dua kelurahan. Yakni, Lemahputro dan Kauman. Di Lemahputro terdapat kampung batik jetis. Bangunan lawas juga masih kerap dijumpai. Yakni, Jalan Sisingamangaraja dan Hang Tuah.
Sementara itu, di kelurahan Kauman, berdiri megah Masjid Al Abror. Masjid itu menjadi tonggak penyebaran Islam di Kota Delta. Berdiri sejak 1678. "Salah satu masjid tertua di Sidoarjo," katanya.
Menurut Agoes, pembangunan kota lama dipusatkan pada dua wilayah itu. Pemkab akan membenahi bangunan tua. Misalnya, rumah penduduk. Sementara itu, kawasan masjid bakal ditata. "Jadi, kawasan wisata sekaligus heritage," ucapnya.
Bukan hanya itu, kawasan kota lama tersebut juga digabungkan dengan sentra UKM. Pemkab berencana membangun pusat kerajinan di Plaza Sidoarjo.
Sayang, hingga kini konsep itu tidak kunjung terwujud. Pemkab kesulitan mengembalikan wajah lawas Sidoarjo. Terlebih, kontrak pusat perbelanjaan tersebut yang semula habis tahun ini kembali diperpanjang.
Agoes menjelaskan, mewujudkan rencana tersebut memang tidak mudah. Pemkab harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Misalnya, kalangan perajin batik. Perajin harus aktif dan terus membuat karya terbaik sehingga kunjungan wisatawan meningkat.
Selain itu, dukungan kalangan pengusaha diperlukan. Misalnya, bentuknya berupa dana CSR. "Butuh dana besar. Perusahaan bisa membantu," paparnya. (aph/c25/ai)