Demi Kahiyang Ayu, 12 Warga Papua Rela Keluar Uang ke Solo
jpnn.com, SOLO - Pernikahan Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution bukan cuma milik keluarga besar kedua mempelai atau warga Solo sekitarnya. Dari ujung timur Indonesia, warga Papua pun rela merogoh kocek pribadi demi menyaksikan putri Presiden Joko Widodo melepas lajang.
Suasana riuh terlihat di aula utama asrama haji Donohudan saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandaitan memegang pengeras suara, kemarin (7/11).
Relawan Presiden Jokowi dari berbagai kelompok yang semula duduk di kursi, sontak berdiri mendekati panggung. Pembawa acara kewalahan mengatur ribuan massa. Hingga akhirnya seorang koordinator mengambil alih pengeras suara dan meneriakkan yel-yel pembakar semangat. “Jo... ko... wi...!!! Presidenku!!” teriaknya lantang yang disambut teriakan relawan tak kalah meriah.
Siang kemarin memang menjadi hari yang cukup membahagiakan bagi ribuan relawan Jokowi. Sebab, mereka diberi kesempatan berdialog dengan Menteri Luhut sebagai representasi pemerintah. Dialog terbuka tersaji dalam forum itu. Tercatat 12 kelompok relawan hadir. Antara lain Pro Jokowi (Projo), Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), dan Solidaritas Merah Putih (Solmet).
Mereka datang dari berbagai penjuru Indonesia. Sabang sampai Merauke. “Kami datang dari tanah Papua,” kata George Matriks Mansnandifu dengan logat khasnya.
George, begitu dia minta disapa, datang langsung dari Biak, Papua bersama sebelas rekannya untuk memberikan selamat kepada Kahiyang dan Bobby yang hari ini menikah.
Dia tergabung dalam Solmet Papua dan Papua Barat. Penampilannya cukup nyentrik dibandingkan relawan Jokowi lainya. 12 orang asal Papua ini memakai topi khas berbahan mirip bulu burung Cenderawasih. Uniknya lagi, mahkota di atas kepala itu dipadu dengan pakaian batik khas Jawa yang khusus dibeli untuk menghadiri pernikahan Kahiyang-Bobby. “Ini batik kami beli di sini, tapi tidak tahu batik apa ini,” ucapnya dengan nada polos.
Perpaduan antara topi khas Papua dan batik Solo itu dianggapnya sebagai gambaran perasaan masyarakat Papua saat ini. Yakni, di hati orang Papua ada pemimpin dari Solo. Dia menyebut bumi Cenderawasih memiliki aura positif terhadap pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla.