Demi Persebaya..Makan Sekali Sehari, Tidur Beralas Rumput
Cerita lainnya dituturkan oleh Moker. Bonek asal Jetis tersebut datang ke Jakarta memang menggunakan kereta api. Namun, sesampainya di Jakarta dia jadi bingung. Bukan hanya untuk makan, tapi juga untuk mandi.
Sebelum ada dapur umum, dirinya memang sempat membeli makan, uang saku Rp 150 ribu pun langsung berkurang drastis setelah makan sekali di Jakarta. Membeli lauk telor, tempe plus sayur, di sekitar senayan di harus membayar Rp 25 ribu. Tak mau uangnya habis dan tetap bisa makan tiga kali sehari, dia pun makan dengan menu prihatin.
"Akhirnya saya beli nasi sama sayur saja. Lumayan cuma delapan ribu, baru setelah dapat jatah dari dapur umum agak tenang. Ini uangnya disimpan buat siap-siap pulang," ungkap Moker.
Untuk mandi pun, pemuda 19 tahun itu harus mencari tempat yang pas. Sempat ke masjid, tapi dia merasa tak nyaman harus setiap waktu ke masjid. Dia pun akhirnya ke toilet umum yang ada di kawasan Senayan.
Sementara saat di Stadion Tugu, mau tidak mau dia harus menumpang ke kamar mandi warga.
Saat disinggung, apakah siap bertahan di Jakarta? Mereka semua kompak tak ada masalah. Dia akan terus berjuang demi Persebaya.
"Ya, ada yang menyumbangkan tenaga dan suaranya ke Jakarta, ikut aksi 'Geruduk Jakarta'. yang tidak bisa boleh membantu kami dengan doa atau donasi dananya," tegas Mbah, salah satu dedengkot Bonek Surabaya. (dkk/jpnn)