Demi Selamatkan Bumi, Manusia Diminta Kurangi Konsumsi Daging
Banyak vegetarian, atau pemakan sayur, telah lama memegang prinsip bahwa konsumsi bebas daging adalah keputusan yang tepat secara kesehatan. Kini, ada bukti yang menyebut, pengurangan konsumsi daging juga lebih menyehatkan bumi.
Baru bulan ini, institut ‘Chatham House’ di Inggris merilis sebuah laporan yang menyebut, konsumsi daging di seluruh dunia tidak dapat diabaikan oleh para pembuat kebijakan, ketika membicarakan perubahan iklim. Beberapa warga Australia ternyata merupakan konsumen tertinggi daging merah.
Banyak ahli percaya, ini adalah saatnya untuk mengevaluasi kembali kebiasaan makan kita.
Donal Murphy-Bokern adalah seorang ilmuwan independen yang berbasis di Jerman, yang telah meneliti dampak lingkungan dari konsumsi daging di Eropa, pada khususnya. Ia mengatakan, sejak Perang Dunia II, konsumsi daging telah berkembang pesat seiring dengan semakin makmurnya konsumen dan semakin majunya produksi ternak. Periode puncak konsumsi daging terjadi pada dekade 60-an dan 70-an.
Meskipun konsumsi di Eropa telah sedikit stabil, banyak orang di negara maju masih makan daging dan susu jauh melebihi asupan harian yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Ini adalah sebuah kondisi yang memberikan kontribusi nitrogen dan emisi gas rumah kaca.
"Pedoman kesehatan umum menyebut bahwa kita harus membatasi konsumsi daging merah sebanyak 65 gram per hari, tetapi banyak dari kita yang mengkonsumsi jauh lebih banyak dari itu," ungkapnya.
Murphy-Bokern mengatakan, warga Australia rata-rata makan daging merah 50% lebih banyak ketimbang rekan-rekan mereka di Eropa.