Demi si Buah Hati, Mengharukan...
Tri lantas berupaya mencari informasi seputar atresia bilier. Melalui dokter, buku, internet, hingga orang tua pasien atresia bilier.
Setelah tahu, Tri mulai mencari obat atau cara menyembuhkan anaknya dari serangan penyakit dengan rasio 1 banding 15 ribu kelahiran itu.
Termasuk, opsi terakhir berupa transplantasi atau cangkok hati yang bakal menelan biaya hingga miliaran rupiah. Itu pun Tri harus membawa anaknya ke Jakarta yang memiliki rumah sakit yang canggih.
Berbagai cara dilakukan Tri agar bisa segera membawa Battar ke Jakarta. Mulai meminta bantuan kepada pemda, menggalang dana di media sosial (medsos), sampai menjual harta benda untuk menambah bekal selama berada di ibu kota. Tapi, permintaan bantuan ke pemda hanya bertepuk sebelah tangan.
Namun, semangat Tri tidak kendur. Berbekal informasi yang diperoleh di internet, dia lantas menghubungi beberapa organisasi sosial yang punya kepedulian kepada pasien atresia bilier.
Hingga akhirnya, dia mendapat jaminan tempat tinggal di Depok, Jawa Barat, dari Komunitas Sahabat Berbagi.
Sambil menunggu tindakan medis, Battar menjalani pengobatan secara herbal. Namun, efeknya tidak tampak.
Gejala atresia bilier malah makin kentara. Tubuhnya lemas serta perutnya membesar lantaran hatinya membengkak dan mengeras. Dia sering menangis kesakitan.