Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Demo Laser

Selasa, 13 Agustus 2019 – 05:40 WIB
Demo Laser - JPNN.COM
Dahlan Iskan.

jpnn.com - "Apa yang akan terjadi berikutnya? Tidak tahu. Kita hanya bisa menunggu."

Itulah pendapat umum di Hong Kong sekarang. Setelah demo tidak juga berhenti. Pun setelah lebih dua bulan.

Bahkan demo itu kian meningkat --jumlahnya, luasannya, dan kekerasannya.

Inilah daftar peningkatan itu:

  • Awalnya demo damai. Menolak draft UU ekstradisi.
  • Minggu kedua mulai bikin barikade dari pagar besi. Yang dicopot dari pinggir jalan raya.
  • Pekan berikutnya lagi menjadi berani menduduki parlemen. Merusak kaca dan perabotan. Perbaikannya perlu enam bulan. Dengan dana Rp 70 miliar.
  • Mulai berani mencoreng lambang negara di kantor perwakilan Tiongkok.
  • Lain minggu lagi lebih berani lagi: menduduki kantor polisi.
  • Peralatan yang digunakan pun kian bervariasi. Ada saja kreativitas baru. Dari hari ke hari. Awalnya menggunakan ujung payung. Lalu bata, batu. Berikutnya ketapel. Lalu botol berisi minyak. Dan terakhir ini laser pointer. Untuk mata polisi.
  • Masih lebih meningkat lagi: berani membuang bendera Tiongkok ke laut dekat Victoria.

Dari pihak pemerintah juga tidak mau mundur:

  • Tidak mau mencabut draft. Hanya mau membekukan dan menyatakan draft itu telah mati.
  • Menyatakan demo itu perusuh.
  • Menyatakan yang demo itu pengangguran.
  • Menyatakan demo sudah mengancam kedaulatan negara.
  • Demo itu dicampuri asing --Amerika dan Taiwan-- dan kelompok yang ingin Hong Kong merdeka.
  • Tidak mau memenuhi tuntutan pedemo berikutnya: bebaskan semua pedemo yang ditahan, bentuk tim independen untuk kekerasan selama demo, ubah sistem pemilu.

Sikap pemerintah itulah yang dinilai kian mengeraskan sikap pendemo. Itu penilaian kalangan akademisi

Sikap pemerintah itu juga membuat kian luasnya dukungan masyarakat ke mereka.?? Belakangan ini demonya di mana-mana. Di banyak area.

Mulai pula diikuti segala usia. Segala lapisan. Juga kian brutal.

Harian Inggris terbesar di Hong Kong, South China Morning Post melakukan jajak pendapat.?? Mayoritas masyarakat ternyata setuju dengan pedemo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News