Demokrat Raup Untung dengan Sikap Netral di Pilkada DKI
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH Emrus Sihombing mengapresiasi sikap netral Partai Demokrat (PD) dalam Pilkada DKI 2017 putaran kedua. Menurutnya, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu justru melakukan langkah produktif dengan bersikap netral.
Emrus mengatakan, duet Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (AHY-Sylvi) yang diusung PD pada pilkada DKI putaran pertama mengkritik keras kubu Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat maupun Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Karenanya, kata Emrus, akan sangat aneh jika sikap kritis berbalik jadi dukungan.
“Kalau mereka arahkan ke salah satu pasangan tidak konsisten dong mereka. Tidak mengarahkan dan memberikan dukungan itu menjaga konsistensi,” kata Emrus, Minggu (9/4).
Selain itu, Emrus juga melihat sikap netral PD sebagai sebuah bentuk pendidikan politik bagi masyarakat agar bisa mandiri dalam mengambil keputusan. Hal itu dikarenakan PD menyadari bahwa otonomi dalam menentukan pilihan ada di tangan rakyat.
“Demokrat tidak memberikan dukungan, namun membiarkan rakyat yang menentukan. Jadi, jangan membiasakan menggiring-menggiring,” direktur EmrusCorner ini.
Emrus menambahkan, kalau salah satu pasangan yang menang di pilkada DKI nanti dalam menjalankan kekuasaan ternyata tidak beres, PD juga bisa lepas tangan. Sebab, PD tidak ikut campur dalam pemenangan.
Lebih lanjut Emruh juga menyebut PD dengan berikap netral hendak menunjukkan 17 persen raihan suara AHY-Sylvi pada pilkada DKI putaran pertama bukanlah hasil mobilisasi. Menurut dia, PD ingin membuktikan bahwa itu suara murni dari rakyat untuk AHY.
“Jadi, itu bukan karena dimobilisasi. Kalau mengarahkan, berarti membuktikan suara dimobilisasi,” katanya.(boy/jpnn)