Demonstrasi Lumpuhkan Hong Kong
Mereka yang turun ke jalan berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Mayoritas adalah pelajar SMA dan mahasiswa. Polisi hanya berhasil membubarkan massa selama beberapa jam. Begitu siang berganti malam, massa kembali menyemut di jalanan. Mereka menduduki jalan-jalan utama dan mengakibatkan lalu lintas lumpuh. Massa berjanji tidak akan berhenti hingga RUU ekstradisi dihapus.
Gara-gara aksi massa selama beberapa hari ini, Badan Pariwisata Hongkong terpaksa membatalkan acara Dragon Boat Carnival yang dijadwalkan berlangsung 14-16 Juni. Padahal, sudah ada 5 ribu orang yang berencana berpartisipasi dalam acara tahunan itu. Mereka adalah perwakilan 180 tim dari 16 negara.
Beberapa tahun belakangan ini penduduk Hongkong kerap turun ke jalan. Semuanya terkait dengan politik agar Hongkong tak dikuasai Tiongkok sepenuhnya. Namun, demo kali ini berbeda. Skalanya jauh lebih besar, pun demikian dengan level kericuhannya. Aksi solidaritas juga dilakukan di kota-kota lain di penjuru dunia seperti Inggris dan Jepang.
Dixon menambahkan, aksi kali ini merefleksikan besarnya ketidakpercayaan penduduk terhadap pemerintah. Warga Hongkong meyakini bahwa pemerintah hanyalah boneka Tiongkok. Kebijakan mereka hanya ingin menyenangkan Beijing. Termasuk RUU ekstradisi itu.
Saat Hongkong diserahkan Inggris ke Tiongkok, ada kesepakatan bahwa Hongkong akan memiliki sistem sendiri. Istilahnya one country, two system. Sistem hukum dan pemerintahan di Hongkong adalah warisan Inggris. (sha/c10/oni)