Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Denny Siregar Bicara Soal Gebrakan Erick Thohir

Senin, 22 Juni 2020 – 21:15 WIB
Denny Siregar Bicara Soal Gebrakan Erick Thohir - JPNN.COM
Menteri BUMN Erick Thohir dikritik soal pengangkatan perwira aktif. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pegiat media sosial Denny Siregar menyoroti kinerja Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang belakangan menjadi perbincangan.

Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi ini menuturkan Erick merupakan orang yang profesional yang ditunjuk Jokowi dan bukan dari partai.

"Dia sudah terbukti berhasil di skala bisnis global, orang swasta yang paham bagaimana cara mengelola perusahaan. Setidaknya harapan Jokowi, Erick Thohir akan membawa napas baru dalam pengadaan BUMN supaya makin bersinar di dunia internasional. Dan Erick pun memulai gebrakannya dengan memangkas, membongkar, merevisi kembali bentuk perusahaan," ujar Denny.

Erick juga dinilai berani melakukan perampingan di tubuh BUMN, yakni dengan memangkas perusahaan mulai induk, anak, cucu, sampai cicit. Hal itu dilakukan Erick bukan tanpa alasan.

"Yang masih bisa digabung, digabungkan dengan perusahaan yang lebih besar. Yang tidak jelas peruntukannya apa, bisnis kerjanya keluar dari bisnis utama, atau hanya jadi tempat kumpulnya para kecoak, dilikuidasi sekalian," ucapnya.

"Target Erick Thohir, BUMN kita kelak akan menjadi 80 atau bahkan 70 perusahaan saja, tetapi besar dan berisi. Anda bisa bayangkan selama ini, orang yang memegang BUMN pasti akan diserbu para partai politik dan organisasi yang merasa berjasa. Mereka pasti berusaha keras menitipkan orang-orangnya ke dalam, entah itu sebagai direksi atau juga komisaris," tutur dia.

Denny yakin ketika Erick mulai melakukan bongkar pasang atau bahkan menciutkan jumlah perusahaan BUMN, pasti akan ada yang dikorbankan. Dari situ pula banyak yang menyerang Erick karena merasa dirinya 'dirugikan' baik secara langsung maupun tidak.

"Mereka yang dulu dapat jatah besar di era Rini Soemarno, harus menghadapi kenyataan tersingkir. Dan yang biasanya diam saja, langsung teriak ke mana-mana. Pada intinya sebenarnya adalah masalah jatah yang berkurang dari biasanya," terang dia.

Untuk itu, Denny juga menyarankan supaya Erick bisa lebih siap lagi menghadapi 'serangan-serangan' dari orang yang tidak suka dengan keberadaan dirinya.

Jadi saya paham kenapa banyak sekali yang menyerang Erick Thohir belakangan ini. Seandainya dia mau main aman saja, tentu tidak banyak suara negatif ke dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News