Densus Fokus Pada Trio Maut
Sonata, Abu Tholut, dan Upik LawangaSelasa, 18 Mei 2010 – 06:56 WIB
Abu Tholut juga seorang residivis. Dia divonis karena memiliki senjata api pada 11 Mei 2004. Tiga tersangka yang ditangkap di Jakarta 6 Mei lalu juga mengaku mengenal Abu Tholut dan pernah memberi dana untuk jihad di Aceh. "Kita juga mengembangkan informasi dari Eko terkait posisi Upik Lawanga," kata sumber itu. Eko tertangkap di Sidoarjo Januari lalu. Eko dan Upik diduga terlibat aksi peledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, 28 Mei 2005 lalu. Akibat aksi terorisme itu, sebanyak 22 orang meninggal dan 93 orang luka-luka.
Selain peledakan di Pasar Tentena, juga diduga terlibat penembakan terhadap pendeta Susyanti di Tinulele, dan perampokan toko emas di Pasar Tua, Poso. Upik Bulaga alias Upik Lawanga adalah pakar bom termos (rangkaian bom yang diletakkan di bawah termos, jika termos diangkat bom meledak) yang diburu sejak 2006. Upik diduga sempat datang ke Jatiasih, Bekasi untuk bertemu Noordin pada Februari 2009. Saat itu, Upik sudah akan disergap namun lolos.
Dalam jaringan ini, Upik adalah satu-satunya orang yang pernah magang membuat bom pada Dr Azahari sebelum tewas disergap di Malang 2005. "Dia spesialis membuat bom kecil, ringan dan gampang didetonasi," kata sumber itu. Bom buatan Upik tidak membunuh dalam skala besar. "Jarak efektif bomnya satu hingga dua meter," katanya. Analisa ini didapatkan dari olah balistik bom termos Upik yang melegenda di kalangan teroris alumni konflik Poso.