Derita dan Air Mata Pengungsi di Karang Senang...
jpnn.com, MIMIKA - Konflik di Distrik Kwamki Kabupaten Narama, Mimika, Papua tahun lalu, masih menyisakan air mata dan penderitaan. Kini, ratusan warga yang menjadi korban masih berada di lokasi pengungsian di Kelurahan Karang Senang, SP 3.
Mereka tinggalkan rumah dan harta setelah sekelompok warga yang berseteru, saling serang dan mereka memilih mengungsi ketimbang nyawa mereka melayang.
Ketua Kerukunan Keluarga Besar Jayawijaya Kabupaten Mimika, Marthinus Walilo, menyayangkan sikap pemerintah yang hingga saat ini belum mengambil tindakan, terkait warga yang mengungsi akibat konflik di Distrik Kwamki Narama.
Marthinus mengungkapkan, bahwa ada banyak masyarakat yang mengungsi akibat konlik horizontal yang terjadi di Jile Yale, Distrik Kwamki Narama tahun lalu.
Sudah sejak lama mengungsi, namun hingga saat ini masyarakat belum kembali ke rumahnya, karena Pemda belum memberikan bantuan berupa rehabilitasi rumah yang habis terbakar.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Sosial serta Dinas Ketenagakerjaan Transmigrasi dan Perumahan Rakyat, untuk mengalokasikan anggaran pembangunan rumah masyarakat pada 2017 ini.
“Setelah konflik di tahun 2016 sampai saat ini, kami masih menunggu dan sangat mengharapkan bantuan Pemkab Mimika untuk rehab dan bangunkan rumah kami yang sudah terbakar akibat konflik di distrik Kwamki Narama, karena kami masyarakat Suku Dani tidak ikut konflik yang terjadi. Namun dampaknya kami yang menjadi korban,” terang Martinus kepada Radar Timika.
Sejauh ini lanjut Martinus, warga korban konflik sedang menunggu di tempat pengungsian. Tidak hanya di Timika tepatnya di SP 3 tapi juga sebagian warga mengungsi ke Sentani, Kabupaten Jayapura. Warga di SP 3, tinggal di salah satu gereja dengan keadaan serba terbatas.