Derita Rohingya: Dipersekusi Myanmar, Diusir India
jpnn.com, NEW DELHI - Pemerintah India ngotot melanjutkan rencana mendeportasi sekitar 40 ribu imigran Rohingya. Ancaman keamanan menjadi dalih Perdana Menteri Narendra Modi untuk mengusir mereka.
Saat ini, pemerintah India belum bisa mengeksekusi rencana tersebut. Pasalnya, ada pihak yang mewakili imigran Rohingya mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung.
Namun, Kementerian Dalam Negeri India mengklaim punya bukti kuat mengenai hubugan imigran Rohingya dengan kelompok militan di Paksitan. Mereka pun siap menunjukkan dokumen rahasia tersebut kepada majelis hakim Mahkamah Agung.
"Informasi dari sumber-sumber terpecaya menunjukkan indikasi bahwa beberapa imigran Rohingya memiliki hubugan dengan organisasi teroris di Pakistan dan beberapa negara lainnya," tulis pihak Kementerian Dalam Negeri dalam surat pernyataan kepada Mahkamah Agung, Senin (18/9).
Surat itu juga menyinggung keterlibatan imigran Rohingya dalam rencana ISIS menyulut kekerasan komunal dan sektarian di India.
Menurut catatan pemerintah, imigran Rohingya mulai masuk ke India secara ilegal sekitar lima tahun lalu. Sebagian besar mengungsi dari Myanmar, di mana mereka dipersekusi oleh militer dan warga sipil setempat.
Sementara itu, aparat kepolisian baru saja menangkap seorang anggota al Qaeda yang diduga berusaha merekrut imigran Rohingya.
Warga negara Inggris bernama Shauman Haq (27) itu dibekuk di sebuah terminal bus di Delhi, Minggu (17/9). Dia diyakini hendak merekrut imigran Roingya untuk berperang di Myanmar. (dil/jpnn)