Wanita Rohingya Diperkosa Beramai-Ramai, Suu Kyi Bisu Lagi
jpnn.com, YANGON - Aung San Suu Kyi benar-benar tidak peduli dengan nasib warga Rohingya. Dia bahkan cuek dengan nasib kaum hawa kelompok etnis yang tinggal di Negara Bagian Rakhine tersebut.
Utusan Khusus PBB Soal Kekerasan Seksual di Daerah Konflik Pramila Patten mengunjungi Myanmar selama empat hari di bulan Desember ini. Menurutnya, selama masa itu Suu Kyi menolak terlibat dalam diskusi mengenai laporan tentang kekerasan seksual di Rakhine Utara.
Laporan itu menyebutkan bahwa tentara, polisi penjaga perbatasan, dan milisi Buddha Rakhine melakukan kekerasan seksual secara meluas dan sistematis terhadap perempuan Rohingya. Mereka diperkosa bahkan sering kali dilakukan beramai-ramai.
Dalam pertemuan itu, Patten diberitahu perwakilan pemerintah Myanmar bahwa laporan mengenai kekejaman militer hanyalah isu yang dibesar-besarkan oleh masyarakat internasional.
Apalagi yang memberitahu kalau militer Myamar itu kejam adalah orang-orang yang melarikan diri. Myanmar menyebut mereka berafiliasi dengan gerilyawan Rohingya.
Patten sempat bertemu dengan pria yang memimpin penyelidikan terhadap kekerasan militer Myanmar kepada Rohingya. Letnan Jenderal Aye Win menjelaskan kepadanya bahwa dari 800 wawancara yang dilakukan, tak ada kekerasan seksual atau lainnya terhadap warga sipil Rohingya oleh pasukan bersenjata dan keamanan.
Namun Patten tidak mempercayai penyelidikan tersebut dan menyebutnya bias. Dia lebih memilih percaya pada kesaksian korban.
Pengamat Human Rights Watch Skye Wheeler mengatakan, Myanmar menyangkal sebuah kebenaran yang mengerikan.