Desa Ini Dulunya Dikenal sebagai Desa Memabukkan
Kemudian, lahan desa seluas 192 hektare ditanami dengan banyaknya pohon siwalan yang tumbuh subur, dan ditata sedemikian rupa sehingga enak dipandang dan menjadi wisata desa yang mengandalkan tumbuhan dan buah siwalannya.
"Ada 2.600 pohon yang tumbuh di sini, yang kami tata dan lengkapi dengan sejumlah fasilitas pendukung mulai spot swafoto hingga fasilitas lain. Seperti perahu hingga berbagai mainan untuk anak-anak. Warga pun kemudian banyak yang memanfaatkan sebagai wisata alternatif," katanya.
Perubahan wajah desa yang dilakukan dengan dana hibah dari Kementerian Desa sebesar Rp1,3 miliar itu pun tidak sia-sia, dan kini menjadi salah satu tempat wisata alternatif di Kabupaten Gresik.
Ia mengatakan, pemberian dana hibah merupakan kerja sama antara Desa Hendrosari dengan Kemendes PDTT melalui Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) tahun 2019.
Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal yang dilaksanakan Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa (PUED) merupakan program/kegiatan fasilitasi yang dilakukan untuk mendorong pengembangan produk unggulan desa.
Hal itu dilakukan melalui kemitraan antara KUEMD termasuk koperasi, lembaga ekonomi desa (BUMDes) dan Pelaku Bisnis Profesional melalui konsep kemitraan yang dikenal dengan konsep kerja sama pemerintah, swasta, dan masyarakat (Public-Private-People-Partnership).
Kini, desa itu mulai terkenal dengan nama Edu Wisata Lontar Sewu dan menjadi 'jujugan." Tak kurang pengunjung yang datang sedikitnya 3.000 orang setiap akhir pekan, dan sekitar 300 pengunjung saat hari biasa.
Desa itu tercatat juga mampu memberikan nilai tambah Pendapatan Anggaran Desa (PADes) dari awalnya yang hanya dikenal sebagai desa memabukkan.