Desak Polisi Usut Pencegat dan Pelempar Batu ke Suporter PSIM
“Memang kemarin sebelum kejadian ada rencana pengurus Brajamusti dan Maident mam-pir ke Sleman setelah dari Magelang. Namun dengan kejadian itu, nampaknya harus cooling down dulu. Menunggu situasi dingin,” jelas Lilik.
Lilik mengimbau kepada Slemania untuk tidak terprovokasi dengan kerusuhan Jumat lalu. Sampai saat ini pihaknya masih menunggu klarifikasi dari pihak Brajamusti terkait aksi perusakan terhadap beberapa bangunan yang dilakukan oleh oknum suporter.
“Setelah ada klarifikasi, harapannya para suporter dari klub PSIM, Persiba maupun PSS bisa duduk bersama meredakan ketegangan. Apalagi kompetisi sudah akan dimulai,” terangnya.
Dia mengakui, upaya-upaya koordinasi antarpengurus, baik Brajamusti maupun Maident, sudah sering dilakukan. Hanya saja terkadang ulah dari oknum inilah yang sering sulit diprediksi.
“Aksi-aksi provokasi kadang sangat mudah menyulut kerusuhan,” terangnya.
Menjelang kompetisi dimulai, Lilik berharap ada wadah bagi suporter untuk melakukan koordinasi. Sehingga nantinya kerusuhan antarsuporter bisa diminimalisasi.Dia berharap suporter untuk tidak saling serang dan tawuran. Di saat sepak bola Indonesia mulai menuju ke arah profesional, seharusnya riak-riak yang mencoreng wajah sepak bola nasional harus sudah dihilangkan.
“Tawuran yang bisa menimbulkan perpecahan hanya akan merugikan tim. Karena ada konsekuensi dari perbuatan tersebut,” ujarnya. (pra/bhn/jpnn)