Detektif Cinta Singapura: Pengungkap Kedok Si Hidung Belang
Selama 16 tahun menggeluti dunia spionase, Loh menyebutkan bahwa tren kasus yang ditanganinya berubah dalam lima tahun terakhir. Belakangan, detektif yang juga menjabat managing director International Investigators itu lebih banyak menangani kasus asmara.
Jumlah klien yang mempekerjakan Loh untuk menyelidiki riwayat percintaan sang kekasih atau tunangan naik 50 persen dalam setahun terakhir. Sementara itu, jumlah klien yang ingin pasangannya dimata-matai naik sekitar 30 persen.
’’Dalam satu tahun, rata-rata menangani 300 kasus yang berhubungan dengan pernikahan dan keluarga. Sebanyak 40 kasus di antaranya berkaitan dengan pasangan yang belum menikah,’’ terang Loh.
Banyak detektif kasus asmara seperti Loh di Singapura. Misalnya, David Kang. Pendiri SG Investigators tersebut sudah 15 tahun berkecimpung di dunia spionase. Kang mengatakan, menangani kasus percintaan gampang-gampang susah. Namun, bayarannya besar.
Loh dan Kang biasanya mendapat bayaran USD 800 hingga USD 1.000 (sekitar Rp 10,7–13,4 juta) per kasus. Namun, tarif itu bisa berubah jika target yang diintai melakukan perjalanan ke luar negeri.
Demi profesionalisme, Loh dan Kang mengikuti target ke mancanegara. Klien biasanya setuju untuk membiayai. ’’Selama ini, kecurigaan klien-klien saya hampir selalu benar,’’ ucap Loh.
Menurut Kang, menjadi mata-mata cukup berisiko. Selain harus pandai merekam bukti, detektif dituntut cekatan. ’’Pelipis saya retak tahun lalu. Saya jatuh saat mengejar target,’’ ujarnya, lantas tersenyum kecut.
Pelaporan akhir kepada klien kerap menjadi momen yang tidak disukai Loh dan Kang. ’’Klien biasanya emosional saat menerima bukti yang diberikan. Ada yang menangis, ada pula yang marah. Tapi, bagaimana lagi, itu fakta yang harus mereka terima,’’ tutur Loh.