Detik-detik Meninggalnya Syaukani, Bapak Pembangunan Kukar
Dia menambahkan, ayahnya juga sempat demam. Sedangkan detak nadi dan tekanan darah menurut dokter terlihat masih normal. Saat itu, keluarga masih fokus dan berharap banyak pada penanganan dokter.
Sekitar pukul 15.10 Wita, suasana nyaris tak berubah. Saat itu, kondisi kesehatan Kaning semakin memburuk. Satu persatu, keluarga terdekat Syaukani yang semula sempat keluar ruang ICCU kembali diajak masuk.
Dari informasi yang dihimpun, di dalam ruang perawatan, para keluarga diminta untuk turut mendoakan dan menyatakan ikhlas jika terjadi sesuatu pada Kaning.
Di ruangan berukurang 4x6 meter itu, Kaning terlihat bersama istri dan dua putrinya. Selain itu juga ada suami Rita Widyasari, para saudara Kaning, para perawat pribadi, Ketua KNPI Kaltim Khairudin dan sopir. Ada juga para pembantu Kaning lainnya. Rita dan Selvi tampak menahan tangis.
Air mata yang menetes cepat-cepat disapu dengan tisu. Keduanya tak henti-hentinya menggenggam tangan Kaning. Sesekali mencium tubuhnya. Anggota keluarga yang lain di ruangan itu membacakan Surat Yasin.
Perawat Kaning bernama Labib juga terlihat membisikkan ayat-ayat Alquran di telinga sebelah kanan. Khairudin juga sibuk membersihkan wajah Syaukani yang sedang terbujur itu.
Tiba-tiba, angka di monitor yang terhubung dengan ventilator kedap-kedip. Bersamaan dengan itu, tim medis pun menyatakan bahwa pria yang dijuluki Bapak Pembangunan Kukar itu sudah tiada. Sontak keluarga Kaning tak kuasa menahan tangis. Rita langsung mencium kening sang ayah. Disusul Selvi dan sang istri Dayang Kartini. (kp/jos/jpnn)