Di Acara Pemerintah AS, Menlu Retno Angkat Isu Kesenjangan Vaksin Global
Kedua, penguatan kapasitas penyerapan di negara penerima mengingat banyak negara yang tidak memiliki sumber daya dan infrastruktur memadai untuk mendistribusikan vaksin kepada penduduknya.
Dalam hal ini, Retno menceritakan pengalaman Indonesia dalam mendistribusikan vaksin ke seluruh kepulauan di Indonesia, yang tentunya bukan merupakan hal yang mudah.
Sementara untuk jangka panjang,Menlu Retno menekankan pentingnya penguatan keterlibatan negara berkembang dalam rantai pasok vaksin global.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendiversifikasi manufaktur vaksin global, membangun pusat produksi dan distribusi vaksin kawasan, memfasilitasi teknologi transfer, dan meningkatkan akses terhadap bahan mentah vaksin.
Pertemuan USAID mengenai COVID-19 dihadiri sekitar 20 menteri dan sembilan perwakilan organisasi internasional dari berbagai negara, termasuk di antaranya Direktur Jenderal WHO dan CEO GAVI, Presiden Bank Dunia, dan Direktur Jenderal UNICEF.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa setahun lalu vaksin pertama disuntikkan dan saat ini negara-negara masih mengalami hambatan dalam mengubah vaksin menjadi vaksinasi.
Disampaikan oleh Tedros bahwa COVAX telah memainkan peran penting dan saat ini telah mendistribusikan lebih dari 600 juta dosis vaksin COVID-19 ke 144 negara dan teritori.
Dalam dua bulan terakhir, COVAX telah mendistribusikan vaksin dalam jumlah yang lebih besar dari total distribusi selama delapan bulan.