Di Depan Jokowi, Mahathir Tegaskan Siap Melawan Uni Eropa
jpnn.com, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan bahwa pihaknya akan bersama-sama Indonesia melawan boikot produk sawit yang diberlakukan Uni Eropa. Pernyataan itu telah dia sampaikan langsung saat menerima kunjungan Presiden Joko Widodo alias Jokowi beberapa waktu lalu.
"Kita harus melihat praktik perdagangan terlebih dahulu. Jika itu melanggar hukum internasional, tentu saja, kita akan pergi ke pengadilan internasional," ujar Mahathi seperti yang dilansir oleh Asian Review, Senin (19/8).
Baik Mahathir maupun Jokowi sangat prihatin dengan publisitas negatif yang dilakukan Uni Eropa (UE) atas produk sawit kedua negara. Keduanya bahkan setuju untuk mengintensifkan kerja sama dalam menghadapi hambatan perdagangan kelapa sawit.
BACA JUGA: RI - Malaysia Bersatu Lawan Diskriminasi Produk Kelapa Sawit
Mahathir mengatakan bahwa Malaysia dan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia kecewa atas tuduhan Eropa. Sebelumnya, baik Malaysia maupun Indonesia mengisyaratkan niat untuk mengajukan pengaduan resmi ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Kami sangat kecewa dan kami merasa ini bukan karena minyak sawit berbahaya bagi kesehatan, melainkan lebih karena persaingan bisnis," tutur Mahathir
Indonesia dan Malaysia mendominasi sekitar 85 persen pasar global kelapa sawit. Namun Komisi Eropa tengah mengadopsi proposal Januari 2018, yang artinya secara bertahap akan membatasi dan akhirnya menghapus impor biofuel kelapa sawit pada 2030.
UE sendiri adalah pembeli minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah India. Saat ini, Eropa mengonsumsi 7,5 juta ton minyak kelapa sawit atau sekitar 10 hingga 15 persen dari permintaan global.
Mahathir sempat meminta agar Inggris yang akan keluar dari UE untuk meninggalkan kebijakan memboikot kelapa sawit Malaysia. (rmol/jpnn)