Di Depan Senat, Ford Ungkap Aksi Bejat Calon Hakim Agung
jpnn.com, WASHINGTON - Untuk kali pertama sejak skandal pelecehan seksual yang menempatkan mereka sebagai korban dan tertuduh, Christine Blasey Ford dan Brett Kavanaugh duduk satu ruangan. Kamis (28/9) itu mata mereka sama-sama sembap. Emosi mereka sama-sama meluap. Tapi, Ford sukses menyudutkan Kavanaugh.
"Saya terus berteriak untuk minta tolong," ujar Ford dalam kesaksiannya sebagaimana dilansir Reuters.
Perempuan 51 tahun itu berusaha menyampaikan kesaksiannya dengan tenang. Meski, dia terlihat sangat tertekan. Kenangannya tentang Kavanaugh terlalu pahit untuk diingat lagi. Apalagi dipaparkan di hadapan publik. Namun, dia tidak mau lebih lama menutupi kebenaran.
Sebelum bersaksi, Ford sempat mendengar Ketua Komite Yudisial Senat Chuck Grassley cekcok dengan Senator Dianne Feinstein. Saat itu dia baru saja memasuki Gedung Senat Dirksen, Capitol Hill. Sekitar 33 menit kemudian, Ford diambil sumpah. Dia lantas memaparkan pelecehan seksual yang Kavanaugh lakukan.
Dengan terbata-bata, dosen ilmu psikologi pada Universitas Palo Alto, California, itu mengatakan bahwa Kavanaugh menindih tubuhnya dan berusaha membuka bajunya.
Saat itu, menurut dia, ada dua hal yang menghambat aksi bejat alumnus Yale Law School tersebut. Yakni, Kavanaugh terlalu mabuk dan Ford mengenakan baju renang one piece.
Setelah kesaksian Ford, giliran jaksa Rachel Mitchell bergantian dengan 10 senator Partai Demokrat mengungkap fakta lebih lanjut. Mereka menanyai Ford. Masing-masing lima menit.
Di tengah pertanyaan, Senator Dick Durbin meminta Ford memastikan identitas pelaku pelecehan itu. "Anda yakin tidak salah mengidentifikasi penyerang Anda pada masa remaja itu?" tanya Durbin.