Di Forum COP 26 Glasgow, Menteri Basuki Beber Kendala Pengelolaan Sumber Daya Air
jpnn.com, JAKARTA - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memaparkan persoalan yang dihadapi Indonesia terkait sumber daya air, seperti banjir, kekeringan, kenaikan muka air laut yang semakin serius dengan dengan perubahan iklim dan urbanisasi yang tinggi.
Persoalan tersebut disampaikan Menteri Basuki saat hadir di sesi khusus Asia Water Council (AWC) Climate Change High-Level Roundtable di hari ketiga pelaksanaan Conference of the Parties (COP) ke-26 di Glasgow, Skotlandia, Rabu (3/11).
Menteri Basuki berharap Indonesia bisa belajar, bertukar pengalaman dan bekerja sama dengan negara-negara Asia lain dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dalam platform AWC.
"Kita bisa belajar dari negara-negara Asia tentang bagaimana menghadapi tantangan perubahan iklim bersama-sama untuk mengimplementasikan kesepakatan politik yang dinyatakan oleh kepala negara masing-masing," kata Menteri Basuki melalui keterangan yang diterima Kamis (4/11).
Saat ini, negara-negara di seluruh dunia masih berjuang untuk mengurangi pandemi Covid-19 dan konsekuensi ekonomi dan sosialnya.
Penyediaan air bersih untuk mendukung penerapan protokol kesehatan akan menjadi tujuan penting utama bagi sektor infrastruktur publik.
Studi terbaru yang dilakukan Indonesia Water Institute menunjukkan konsumsi air bersih selama pandemi meningkat 3 kali lipat dari kondisi normal dengan total konsumsi air rumah tangga mencapai sekitar 995-1.415 liter per hari.
Menteri Basuki juga mengungkapkan Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar dengan jumlah penduduk sekitar 271 juta jiwa.