Di Jateng, Kader PKS Diminta Pasang Baliho Prabowo di Nurani Warga
jpnn.com - JAKARTA - Kader PKS diminta lebih giat untuk mengkampanyekan calon presiden Prabowo Subianto dari rumah ke rumah.
"Lebih baik kita menyampaikan secara langsung dari rumah ke rumah kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah, tentang hal-hal positif dan keunggulan yang terdapat pada diri Prabowo Subianto. Kita pasang baliho dan spanduk di nurani mereka, karena memang seperti itulah yang sebaiknya dilakukan oleh Kader PKS dan Koalisi Merah Putih," kata penasihat tim pemenangan Prabowo-Hatta wilayah Jawa Tengah, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo, saat memberi pembekalan kepada 250 orang unit pengelola kader se-Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan, Solo, Minggu (15/6)
Perusakan spanduk lanjutnya, menunjukkan ada kepanikan. Mereka panik karena selama ini Jawa Tengah dianggap menjadi basis mereka. Saat ini rakyat di Jawa Tengah mulai sadar kalau Prabowo memiliki darah dari dan keturunan Diponegoro.
"Bibit, bebet dan bobot Prabowo ini yang menjadi keunggulan dari capres yang lain. Jadi tidak perlu membanding-bandingkan prestasi Prabowo dengan capres lainnya karena itu sama saja dengan pelecehan bagi capres mereka," jelasnya Suryo.
Selain panik, perusakan spanduk Prabowo-Hatta di Jawa Tengah menurut Suryo menunjukkan aksi model komunisme dan premanisme masih digunakan.
"Komunis itu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka. Sekalipun dengan cara kekerasan yang menggunakan preman. Cara seperti di zaman pra G30S/PKI yang sering digunakan untuk memicu terjadinya konflik horisontal di kalangan masyarakat kecil," tegasnya.
Terhadap aksi premanisme yang bersifat provokatif tersebut, Suryo meminta koalisi Merah Putih di Jawa Tengah tidak terpancing.
"Aksi premanisme yang brutal dan provokatif tersebut sebaiknya dapat disikapi dengan dewasa oleh para pendukung koalisi Merah Putih. Kita harus membantu aparat keamanan TNI dan Polri dalam upayanya mencari para provokator dan menghentikan aksi premanismenya," ajaknya.
Lebih lanjut Suryo menjelaskan tim Prabowo-Hatta di Jawa Tengah tidak punya cukup uang untuk membuat baliho yang megah.
"Kita hanya mampu membuat spanduk kecil, itupun masih dirusak. Meski begitu kita tidak perlu minta-minta sumbangan uang di jalan, atau memobilisasi PNS untuk membantu pendanaan kampanye. Kasihan rakyat, beban hidup mereka sudah sulit. Jangan ditambah lagi beban hidup mereka," tuturnya.