Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Di Kampung Teten Masduki Sekolah Roboh, di Kalsel Murid Tinggal Satu, Full Day School?

Kamis, 11 Agustus 2016 – 05:35 WIB
Di Kampung Teten Masduki Sekolah Roboh, di Kalsel Murid Tinggal Satu, Full Day School? - JPNN.COM
MEMIRISKAN HATI - Salah satu kelas di SDN Lamida Atas yang hanya memiliki satu orang siswa. Dulu, sekolah ini mempunyai siswa ratusan, peralihan lahan ke perusahaan tambang membuat siswa satu persatu pergi. Foto: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

Ketua DPRD Balangan H Abdul Hadi menyayangkan terjadinya penutupan sekolah. Kendati demikian, jelas dia, Adaro juga merupakan bagian dari aset strategis nasional yang oleh pemerintah pusat harus dilindungi kepentingannya. Baik dari sisi keamanan maupun kepentingan pengoperasiannya.

Jika mau memindah desa dengan segala aset yang ada di dalamnya, terang Hadi, Adaro telah difasilitasi pemerintah pusat dengan regulasi yang membolehkannya. Dan aturan itulah yang dipakai pemerintah daerah untuk menjalankannya.

”Berapa desa dan sekolah di daerah ini yang hilang? Ini kesalahan masyarakat kita sendiri, kenapa mau menjual tanah dan kebunnya kepada Adaro. Kalau masyarakat tidak mau menjual, tentunya perusahaan tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak akan ada penggusuran,” tuturnya.

Dibiarkan Roboh

Gedung SDN 2 Dunguswiru di Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya roboh 20 April lalu. Sudah lama sekolah yang terletak di kampung halaman Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Teten Masduki tersebut rusak parah, tapi dibiarkan saja. Pihak sekolah tidak mempunyai dana untuk memperbaikinya. 

Dan Rabu sore itu adalah puncak keprihatinan yang sudah lama dirasakan para siswa dan guru di SD tersebut. Suara atap dan tembok runtuh terdengar keras sehingga mengagetkan warga sekitar. Untung, saat kejadian, sekolah sudah sepi. 

Lokasi yang roboh berada di bangunan paling ujung kompleks sekolah sederhana itu. Bangunan tersebut merupakan ruang kelas I. 

”Untung, anak-anak sudah pulang semua. Saya tidak bisa membayangkan kalau anak-anak masih di kelas,” ujar Kepala SDN 2 Dunguswiru Halimah.

WACANA Mendikbud Muhadjir Effendy menerapkan program full day school tampaknya masih jauh panggang dari api. Jangankan siswa menuntut ilmu seharian,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close