Di Pantai Ini Turis Jepang Begitu Dimanjakan
Pemilihan Pantai Fitu sebagai lokasi Kampung Jepang tak lepas dari keberadaan Pulau Maitara yang berada tak jauh di depannya. Pulau yang tergambar di lembaran uang Rp 1.000 itu dinilai telah cukup populer hingga ke kalangan warga Jepang.
”Kedatangan wisman asal Jepang ini selain memantau GMT, juga ingin melihat secara langsung gunung yang dipajang di lembaran uang seribu itu,” kata Sahril.
Para warga Jepang pun tampak menikmati berada di lokasi tersebut. Mitsunaga, salah satu wisman menyatakan, ia rela membuang banyak uang untuk bisa datang ke Ternate. Selain memburu gerhana, Gunung Maitara memang menjadi salah satu daya tariknya untuk datang.
”Jika ditotal sekitar Rp 80 juta yang kami keluarkan untuk biaya bolak balik Jepang-Ternate. Tapi itu sepadan yang pengalaman yang kami alami di sini,” katanya.
Satu hal yang menarik dari Kampung Jepang, banyaknya menu makanan khas Jepang rasa lokal. Disebut rasa lokal sebab bahan-bahannya merupakan produk asli alam Maluku Utara. Sushi, takoyaki, yakiniku hingga teriyaki, semuanya menggunakan ikan dan daging lokal. Kokinya pun merupakan warga Ternate asli. ”Tentu rasanya agak berbeda, namun tetap tidak menghilangkan rasa asli menu khas Jepang tersebut,” jelasnya.
Usai GMT, Sahril berniat mencari lokasi untuk mematenkan berdirinya Kampung Jepang. Ia yakin, wisman asal Jepang tak hanya ke Ternate untuk momen GMT saja. ”Target ke depannya seperti itu. Mudah-mudahan bisa terlaksana,” tandasnya.(tr-05/kai/sam/jpnn)