Dibayangi Wacana Kenaikan Harga, Saham Rokok Tetap Seksi
jpnn.com - JAKARTA – Harga rokok dikabarkan akan melesat hingga Rp 50 ribu per batang. Wacana tersebut masih menimbulkan pro dan kontra di masayarakat. Lalu bagaimana dengan prospek dan kinerja emiten rokok di lantai bursa efek Indonesia (BEI) di tengah wacana tersebut?
Menilik kinerja semester pertama tahun ini, sejumlah emiten rokok mencatat kinerja beragam. HM Sampoerna misalnya. Emiten berkode HMSP itu meraih laba Rp 6,14 triliun.
Jumlah tersebut naik 22,67 persen dari periode sama 2015 Rp 5,01 triliun. Pendapatan naik tipis 8,21 persen menjadi Rp 47,33 triliun dibanding periode yang sama 2015 lalu dengan raihan Rp 43,74 triliun.
Selanjutnya, Gudang Garam (GGRM) membukukan laba Rp 2,86 triliun. Angka itu naik 19,43 persen dari fase sama 2015 Rp 2,4 triliun. Pendapatan naik 11,24 persen menjadi Rp 36,96 triliun.
Kinerja itu ditopang pendapatan lain naik menjadi Rp 130,12 miliar. Kemudian PT Wismilak Inti Makmur (WIIM) mencatat laba naik tipis 5,41 persen menjadi Rp 60,69 miliar dari periode sama 2015 senilai Rp 57,58 miliar.
Pendapatan naik 2,65 persen menjadi Rp 902,64 miliar. Peseroan mencatat pendapatan bunga naik menjadi Rp 1,21 miliar.
Sedangkan Bentoel International Investama (RMBA) membukukan rugi turun tipis menjadi Rp 675,94 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 740,99 miliar. Padahal, pendapatan naik 23,21 persen menjadi Rp 9,64 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi menuturkan, kinerja keuangan HM Sampoerna dan Gudang Garam masih sesuai proyeksi. Sampoerna meski terjadi penurunan volume namun masih mencatat pendapatan naik 8,2 persen didorong kenaikan average sale price (ASP) 10,8 persen year on year (YoY).