Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Diburu Tehran, Ratu Kecantikan Iran Minta Perlindungan Filipina

Jumat, 25 Oktober 2019 – 07:00 WIB
Diburu Tehran, Ratu Kecantikan Iran Minta Perlindungan Filipina - JPNN.COM
Bahareh Zare Bahari, ratu kecantikan yang diburu-buru pemerintah Iran. Foto: Facebook

jpnn.com, MANILA - Bahareh Zare Bahari, ratu kecantikan asal Iran, memohon suaka kepada pemerintah Filipina. Hal itu dilakukannya demi menghindari hukuman mati di negara asalnya.

Perempuan yang mewakili Iran di ajang Miss Intercontinental 2018 tersebut kini tengah ditahan di Bandara Ninoy Aquino, Manila. Pihak imigrasi setempat tidak mengizinkan Bahari masuk ke wilayah Filipina lantaran ada red notice dari Interpol untuk penangkapannya.

Pejabat Kementerian Hukum Filipina Markk Perete mengatakan, Tehran menuduh Bahari melakukan penganiayaan terhadap sesama warga negara Iran di Filipina. Namun, lanjut dia, pemerintah Filipina sendiri tidak mengetahui adanya kasus tersebut.

Perete pun memastikan bahwa permohonan suaka Bahari saat ini sedang diproses Kementerian Hukum Filipina.

Dalam pesan singkat elektronik kepada The Telegraph, Bahari mengatakan bahwa semua tuduhan kepadanya adalah rekayasa. Dia mengklaim hendak dibungkam pemerintah Iran karena selama ini vokal membela hak-hak perempuan di negara Islam tersebut.

"Jika saya dideportasi, mereka pasti membunuh saya," ujar dia.

Bahari tercatat sebagai mahasiswa kedokteran gigi di salah satu universitas di Manila sejak 2014 lalu. Tahun lalu dia mewakili Iran di ajang Miss Intercontinental yang juga digelar di ibu kota Filipina tersebut.

Bahari yakin aksinya di panggung kontes kecantikan tersebut menjadi alasan dirinya diburu Teheran. Ketika itu dia naik ke panggung membawa poster bergambar Reza Pahlavi, putra mahkota Iran yang kini hidup terasing di luar negeri.

Bahareh Zare Bahari, ratu kecantikan asal Iran, memohon suaka kepada pemerintah Filipina. Hal itu dilakukannya demi menghindari hukuman mati di negara asalnya.

Sumber AFP

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News