Dies Natalis ke-39 UWM, Mahfud MD: Jangan Diktator, Kampus Harus Demokratis
Dia juga membahas perpustakaan digital sebagai alat untuk dosen yang demokratis agar meyakinkan mahasiwa tentang pengetahuan yang terbentang luas di luar kampus.
Mahfud menyebutkan pengayaan intelektual di kelas sangat terbatas, berkisar 20 hingga 30 persen sementara 70 persen pengetahuan dan soft skill berada di luar ruang kuliah.
"Menggunakan model digital perpustakaan, ini lebih efisien, karena perpustaan ini tak perlu gedung besar, sebaliknya perpustaaan digital tidak perlu ruang besar, yang penting terdapat perangkat dan teknologi informasi yang tersedia dan bisa diakses mereka,” ujarnya.
Kemudian, alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga membahas sejarah UWM yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan anaknya, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Menurutnya, Ngarso dalem bertujuan untuk menyumbangkan sebuah universitas yang dikembangkan berdasarkan kearifan budaya Indonesia.
"Ada rasa kearifan hati nurani, apa pun berbasis kemanusiaan dan kemaslahatan.” ucap Mahfud MD.
UWM merayakan Dies Natalis ke-39 di Pendopo Agung Ndalem Mangkubumen Yogyakarta dengan tema Hamemayu Hayuning Widya Mataram dalam Membangun Budaya dan Karakter Bangsa. (mcr9/jpnn)