Digitalisasi Aksara Sunda tak Direspons, Pegiat Kirim Surat Terbuka untuk Ridwan Kamil
“Karena surat tak berbalas, pada tanggal 22 Juni 2020 kami dan perwakilan PANDI berkunjung ke Disparbud Jawa Barat. Namun, belum ada tindak lanjut yang diharapkan. Pada bulan kemarin pun PANDI mengirim lagi surat, tetapi masih belum ada kabar baik,” tambah Ilham.
Dadan menambahkan, mereka tidak mengharapkan dukungan materi dari pemerintah, melainkan surat dukungan sesuai format.
Ia membandingkan dengan daerah Yogyakarta yang mendapatkan dukungan penuh dari Pemda, terkait digitalisasi aksara Jawa.
Dadan mengaku surat terbuka ini sebagai langkah terakhir yang dilakukan untuk mengetuk nurani pemerintah agar bisa ikut berpartisipasi.
Sekaligus juga mendukung langkah pelestarian aksara Sunda agar bisa hadir di internet dan bisa dipergunakan di perangkat elektronik.
Beberapa upaya telah dilakukan sebelumnya, tetapi selalu terjerat di belantara birokrasi.
"Oleh karena itu, kami ingin mengabarkan bahwa mulai tahun ini, atas inisiatif Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), tengah berlangsung Digitalisasi Aksara Daerah di Indonesia," tulis Dadan dalam surat.
"Ya, ini tentang teknologi informasi. Tentang internet. Tentang bagaimana aksara di belahan dunia bisa bercengkerama dalam perangkat-perangkat digital. Termasuk seharusnya aksara Sunda juga ikut terlibat."