Digoel
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Penjajah Belanda menyebut Digul sebagai Digoel, atau Boven Digoel (Digoel Atas) karena letaknya yang berada di dataran tinggi.
Digoel di Papua adalah daerah buangan tempat pengasingan para pemberontak yang menantang kekuasaan kolonial.
Ada dua daerah pembuangan di Digul Papua, Tanah Atas dan Tanah Merah.
Dua-duanya adalah daerah black spot, lubang hitam, yang keras, tandus, panas, dan mematikan.
Manusia buangan harus melawan keganasan alam dan harus bisa bertahan menghadapi serangan malaria yang mematikan.
Ketika Menteri Sosial Tri Rismaharini Selasa (13/7) yang lalu meledak-ledak kemarahannya dan mengancam anak buahnya untuk dibuang ke Papua, dia mungkin tidak sadar, atau tidak tahu, bahwa dalam memori perjuangan bangsa, Papua Digoel memang daerah buangan.
Digoel adalah tempat pembuangan para outcast, orang-orang yang tidak dikehendaki, orang-orang yang dianggap sebagai nuisance, pengganggu yang suka bikin resek.
Siapa pun yang dianggap sebagai benalu yang mengganggu akan dibuang ke Digoel. Mereka adalah orang-orang yang dituduh sebagai anggota PKI (Partai Komunis Indonesia), para aktivis Islam, dan para pejuang nasionalis, seperti Mohammad Hatta dan Soetan Sjahrir.