Dikritik, Obama Tetap Dukung Kesepakatan Nuklir Iran
jpnn.com - SAN FRANSISCO - Dukungan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama terhadap kesepakatan nuklir Iran mendapatkan kritik dari dalam negerinya sendiri. Kritik keras datang dari sejumlah petinggi Partai Republik, partai oposisi yang selama ini dikenal sebagai sekutu Israel.
Menanggapi kritik, Presiden Obama menegaskan bahwa Amerika tidak bisa mengenyampingkan solusi damai untuk masalah-masalah dunia. Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Amerika tidak bisa terus-terusan berkomitmen untuk sebuah siklus konflik yang tak berujung.
"Pembicaraan keras dan menggertak mungkin menjadi hal yang mudah untuk dilakukan secara politik, tapi itu bukan hal yang tepat untuk keamanan kita," kata Obama seperti dikutip dari laman Aljazeera, Selasa (26/11).
Berbicara di sela-sela kunjungannya ke San Fransisco, Obama menekankan kembali janjinya saat kampanye pemilihan presiden tahun 2008, yakni mengakhiri keterlibatan militer Amerika dalam perang. Ia menuturkan, dirinya telah mengakhiri perang di Irak. Tahun depan, ia berjanji untuk mengakhiri perang di Afghanistan.
"Ketika saya pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden, saya mengatakan sudah waktunya untuk era baru kepemimpinan Amerika di dunia. Membalik halaman satu dekade perang dan memulai era baru keterlibatan kami dengan dunia," ujarnya.
Kesepakatan nuklir Iran telah disepakati oleh lima negara anggota Dewan Keamanan PBB plus Jerman (P5+1) dalam pertemuan di Jenewa, Senin (25/11) kemarin. Berdasarkan kesepakatan sementara, sanksi embargo ekonomi terhadap Iran akan dicabut apabila Negeri Mullah itu bersedia membatasi program nuklirnya. Seperti diketahui, selama ini sanksi embargo telah melumpuhkan ekonomi Iran karena berkurangnya nilai ekspor minyaknya.
Israel menolak untuk mendukung kesepakatan antara Iran dan 6 negara kuat dunia tersebut. Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bahkan menyebut kesepakatan tersebut sebagai "kesalahan bersejarah". Netanyahu juga tetap yakin bahwa Iran akan membuat senjata bom nuklir. (dil/jpnn)