Dilanda Kekeringan, Warga Konsumsi Air Kali
jpnn.com - TEGAL - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Tegal, JAwa Tengah memaksa sejumlah warga mengonsumsi air sungai yang kotor. Di wilayah Desa Kertasari, Kecamatan Suradadi dan Desa Kreman, Kecamatan Warureja, warga menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi cuci dan kakus (MCK).
"Mayoritas warga di sini (kertasari) mengkonsumsi air sungai yang diambil dari irigasi sawah," kata perangkat Desa Kertasari, Fatkhul Ulum, Minggu (5/10).
Air sungai yang berwarna kecoklatan, kata Ulum, hanya untuk MCK. Sedangkan untuk minum dan memasak, warganya terpaksa membeli air bersih pada penjual keliling.
Menurut dia, kondisi demikian sudah berlangsung sejak sebulan silam. Meski begitu, pemerintah daerah belum memberikan bantuan air bersih. "Mestinya pemerintah tanggap dengan kondisi seperti ini," keluhnya.
Dia menjelaskan bahwa untuk mendapatkan air bersih, warga harus mengeluarkan uang Rp 2500 untuk satu jeriken berisi 30 liter. "Kalau di pedukuhan Jubang dan Siwen tidak ada pejual keliling (air bersih). Warga hanya mengandalkan sumurnya masing-masing. Sedangkan sumurnya saat ini sudah mengering," terangnya.
Terpisah, Camat Suradadi, Tri Guntoro mengatakan, sedikitnya ada 4 desa di wilayahnya yang mengalami kekeringan. Antara lain Desa Harjosari, Kertasari, Jatimulya dan Gembongdadi. "Empat desa itu seringkali mengalami kesulitan air bersih," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kreman Amirudin menuturkan, sejak Agustus lalu 4.200 jiwa yang terbagi menjadi 24 RT dan 4 RW kesulitan mendapat air bersih. Bahkan, untuk konsumsi sehari-hari warga terpaksa membeli air galon isi ulang seharga Rp 4.000.
Sedangkan untuk MCK, kata dia, warga harus menggunakan air sungai yang jaraknya sedikit jauh dari pemukiman. Hal itu terpaksa dilakukan karena air sumur di daerah tersebut bau dan kurang layak untuk digunakan.