Dililit Utang, AC Milan Krisis
jpnn.com, MILAN - Raksasa Serie A, AC Milan dalam posisi krisis. Andai gagal menembus Liga Champions musim depan, maka kondisi keuangan mereka bisa gawat.
Sebab, mereka masih utang EUR 303 juta (sekitar Rp 4,94 triliun) kepada Elliott Management yang digunakan presiden Li Yonghong untuk pembelian Milan dari Silvio Berlusconi April 2017.
Masalahnya, utang tersebut akan jatuh tempo Oktober mendatang. Bila Li tidak bisa melunasinya hingga deadline, maka Elliott akan mengambil alih Milan untuk mendapatkan lagi uang mereka.
Dan, masuk Liga Champions menjadi langkah bagus untuk menambah pundi-pundi uang Milan yang bisa dipakai melunasinya. Apesnya, meski dengan skuat anyar dengan nilai triliunan rupiah, Rossoneri masih terseok-seok di Serie A dengan tertahan di posisi kesebelas klasemen dengan 28 poin. Mereka tertinggal 12 angka dari Lazio yang ada di posisi keempat sebagai batas zona Liga Champions.
"Saya tidak berpikir bahwa Gordon Matthew Singer (direktur keuangan Elliott) ingin menjadi presiden sebuah klub sepak bola,'' ujar Paolo Scaroni, salah satu petinggi Milan yang mewakili Elliott seperti dilansir Football Italia.
''Skenario yang paling memungkinkan andai Li gagal melunasinya adalah menjual Milan. Bila masih ada yang belum terbayar, maka akan dibebankan kepada Li,'' lanjutnya.
Nah, sistem penjualan dari Elliott untuk Milan andai utang gagal dilunasi sangat mungkin ditempuh dengan lelang. Milan pada 2017 menempati urutan kedua sebagai tim terboros kedua di bursa transfer setelah PSG. Milan membelanjakan EUR 203 juta (sekitar Rp 3,31 triliun). Jumlah tersebut yang membuat Milan juga terancam sanksi oleh UEFA terkait financial fair play (FFP).
Untuk mereduksi nominal utang, manajemen Milan sudah melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan beberapa sponsor. Salah satu contohnya adalah rumah judi online Vwin pekan lalu. Namun, langkah paling masuk akal untuk membantu menggerus jumlah utang adalah dengan prestasi moncer.