Dinkes Pastikan Megawati Positif Rabies
jpnn.com - PANGKALAN BUN – Hasil observasi dan penelusuran tim Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat (Kobar) akhirnya memastikan Megawati (10) meninggal dunia karena virus rabies. Pada Kamis, 26 Februari lalu, nyawa bocah asal Kotawaringin Hilir, Kecamatan Kotawaringin Lama, itu tak tertolong setelah digigit anjing satu bulan sebelumnya.
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kobar, Samsudin mengatakan, dari hasil observasi dan wawancara orang tua dan dokter mengenai ciri-ciri dan gejalanya, korban positif rabies. Dalam penatalaksanaan penanganan rabies ini ada dua, yakni pada manusia dan pada anjingnya.
”Tata laksananya ada dua, dari dinkes juga dari distanak. Biasanya anjing tersebut ditangkap juga diobservasi, tetapi ini kelihatannya anjing liar,” jelas Samsudin kepada Radar Sampit (Grup JPNN.com), Rabu (4/3).
Mengantisipasi hal ini, Samsudin mengimbau kepada masyarakat agar anjing-anjing liar lebih baik dimusnahkan, sementara anjing-anjing peliharaan dikurung. Anak-anak sebaiknya tidak mengambil risiko berdekatan dengan anjing.
Menurut Samsudin, Dinkes Kobar juga menyiapkan edaran kewaspadaan dan logistik berupa penyediaan vaksin antirabies bagi manusia. Di samping edaran kewaspadaan, pihaknya juga telah melakukan sejumlah langkah pencegahan dan antisipasi bila terjadi kasus gigitan anjing kepada manusia. Di antaranya adalah penyuluhan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) bagi masyarakat sebagai antisipasi terjadinya kasus gigitan anjing kepada manusia.
Caranya, segera cuci luka gigitan menggunakan air yang mengalir. Bagian yang luka sebaiknya dicuci menggunakan sabun deterjen minimal 10 menit hingga 15 menit. Setelah itu korban gigitan anjing segera diantar ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk diberikan penanganan medis.
Sementara itu, Utin Rusmanilam (53), warga RT 6 Kelurahan Kotawaringin Hilir, Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), memeriksakan diri ke Puskesmas Kolam dan langsung mendapat suntikan vaksin antirabies. Dia merupakan satu dari tiga korban gigitan anjing, akhir Januari lalu.
“Saya memeriksakan diri ini setelah disuruh anak saya, karena sejak peristiwa serangan anjing itu, saya tidak ada merasa sakit. Setelah digigit, ada rasa nyeri dan hangat di sekitar luka kurang lebih satu jam. Namun saya tetap meneruskan pekerjaan saya menyadap karet,” ujar Rusmanilam didampingi suaminya, Madsyahrani.