Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dipimpin Ipang Wahid, Barisan Gus dan Santri Syukuran serta Doakan Bangsa Kembali Bersatu

Rabu, 01 Mei 2019 – 09:13 WIB
Dipimpin Ipang Wahid, Barisan Gus dan Santri Syukuran serta Doakan Bangsa Kembali Bersatu - JPNN.COM
Baguss Bersatu syukuran dan doa bersama di Surabaya. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Relawan dari Barisan Gus dan Santri (Baguss Bersatu) menggelar tumpengan dan doa bersama untuk persatuan bangsa. Mereka memanjatkan doa bersama agar bangsa Indonesia mengalihkan energi dari politik ke ibadah seiring Ramadan yang kian dekat.

Acara digelar di kawasan Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya. Tepatnya di rumah makan Bebek Kacong yang berdiri di sebelah masjid. Menu bebek madura dipilih karena setelah pilpres, semua pilihan politik tidak lagi relevan. Apalagi memboikot makanan tertentu hanya gara-gara figur pilihannya kalah di tempat asal makanan tersebut.

Koordinator Baguss Bersatu, Irfan Wahid, memimpin acara syukuran tersebut. Para gus dan santri sepakat untuk tak lagi larut dalam perdebatan usai pilpres.

“Tenaga akan terkuras habis di sana. Karena perdebatan itu tak akan pernah selesai. Sebaiknya semua menunggu hasil resmi dari KPU, sembari itu siapkan jiwa dan raga untuk menyambut Ramadan,” kata Gus Ipang, panggilan akrab Irfan Wahid.

Baguss Bersatu sendiri adalah manifestasi dari Barisan Gus Sholah (Baguss) yang selama ini menjadi representasi sikap dan pemikiran pengasuh Ponpes Tebuireng KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah).

Dipimpin Ipang Wahid, Barisan Gus dan Santri Syukuran serta Doakan Bangsa Kembali Bersatu

Gus Ipang menambahkan, bulan Ramadan semestinya disambut dengan hati yang sejuk. Segala macam rivalitas politik yang tak sehat dan menimbulkan perpecahan seyogianya diakhiri. “Apalagi, Allah di surat Ali Imran memerintahkan kepada kita untuk tidak tercerai-berai. Karena bermusuh-musuhan adalah sifat jahiliyah,” kata putra Gus Sholah tersebut.

Acara tumpengan tersebut diikuti puluhan gus dan santri dari Lamongan, Malang, Gresik, Jombang, dan beberapa kabupaten di Pulau Madura. Mereka mengakui, di kalangan bawah masih ada percikan dan gesekan antar masyarakat pascapilpres. Namun, intensitas dan frekuensi sudah jauh menurun dibanding saat sebelum pencoblosan dilakukan.

Acara tumpengan tersebut diikuti puluhan gus dan santri dari Lamongan, Malang, Gresik, Jombang, dan beberapa kabupaten di Pulau Madura.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News