Dirayu Kekasih, Oknum TNI AL Rela Jadi Pembunuh Brutal, Begini Kisahnya…
PEMBUNUHAN sadis kembali menggerkan warga Sidoarjo dan sekitarnya. Kali ini seorang pria yang diketahui bernama Ketut Hadi Prayitno, warga Driyorejo, Gresik ditemukan tewas tanpa busana di dekat akses keluar tol Masjid Al-Akbar pada Kamis (9/4). Kini pembunuhan tersebut sudah mulai terkuak. Diduga korban dihabisi oknum TNI AL. Pembunuhan tersebut diyakini berlatar belakang asmara dan utang piutang.
Sumber A1 di internal kepolisian menyebutkan, korban dibunuh sekelompok orang. Jumlahnya belum pasti, namun diperkirakan delapan sampai sepuluh orang. Dari penjelasan sumber itu, diketahui bahwa pembunuhan tersebut berawal dari seorang perempuan bernama Santi, warga Candi. Dia merupakan mantan kekasih Ketut. Meski mereka telah lama menjalin hubungan, cinta keduanya pupus di tengah jalan.
Saat putus, korban meninggalkan utang. ''Utangnya mencapai Rp 12 juta sampai Rp 14 juta,'' terang sumber itu.
Setelah putus dengan korban, Santi dekat dengan D yang merupakan anggota TNI-AL yang berdinas di Gedangan. Kedekatan tersebut sampai juga pada pembicaraan soal korban.
Bisa jadi Santi memanfaatkan D untuk menagih piutangnya ke Ketut. Santi terus meminta bantuan kepada D agar uang yang dipinjam korban bisa kembali. Tak pelak oknum matra laut itu pun menyanggupi permintaan tersebut dengan syarat korban berada di Surabaya. Sejak putus dari Santi, korban memang bekerja di Jakarta.
Untuk membuat korban pulang, Santi sering merayunya dengan SMS mesra, seolah-olah ingin kembali ke pelukan korban. Hingga suatu saat, korban pun memutuskan pulang demi bertemu Santi. Mengetahui korban pulang, Santi melapor kepada D yang langsung meminta HP Santi untuk bisa berkomunikasi dengan korban lewat SMS. D berpura-pura sebagai Santi.
Pada Kamis dini hari (9/4), D mengetahui bahwa korban turun di Stasiun Gubeng. D mengajak teman-temannya yang sangat dimungkinkan anggota TNI-AL untuk memberi pelajaran kepada korban. D menggiring korban untuk menemuinya di sekitar Karang Pilang. ''Korban dipancing. Korban tidak tahu bahwa yang SMS dia itu bukan si Santi,'' tambahnya.
Di SMS itu, korban ditanya soal warna bajunya. Begitu tampak, korban langsung dijemput teman-teman D. Dia dibawa dengan mobil. Sebenarnya, saat itu ada seorang warga di jalan tersebut yang mengetahui penganiayaan itu. Namun, D dkk menyuruh warga tersebut tenang dan berujar bahwa tidak ada masalah apa-apa.
Korban dikeroyok dan dihajar. Pengeroyokan itu sempat diabadikan lewat kamera HP dan dikirimkan kepada Santi. D ingin memastikan bahwa sasarannya benar. Santi membenarkan. D kemudian bertanya sejauh mana hubungan Santi dengan korban. Santi menjawab hubungannya dengan korban sudah begitu intim. ''Mendengar itu si pelaku lebih murka lagi. Korban langsung dihabisi saat itu juga,'' tambah sumber itu.
Santi mengetahui D membunuh korban. Santi curhat kepada seorang sahabatnya. Dari keterangan sahabat Santi itu pula, polisi bisa membuka tabir kasus tersebut. Sumber itu menambahkan bahwa D sudah dimintai keterangan oleh polisi. Namun, statusnya belum ditetapkan.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Sidoarjo AKP Ayub Diponegoro Azhar membenarkan bahwa jajarannya telah mengamankan seorang perempuan. Namun, dia tidak membeberkan identitasnya secara detail. Dia hanya menyebutkan bahwa pelaku berinisial SA dan beralamat di Candi
Perwira polisi dengan tiga balok di pundak tersebut menjelaskan, pihak penyidik sudah memeriksa beberapa saksi. Termasuk warga di sekitar lokasi. ''Kami belum bisa memastikan identitas dan asal-usul pelaku lainnya. Sekali lagi masih dalam penyelidikan,'' kata mantan Kasatreskrim Polres Gresik itu.
Dihubungi lewat telepon, Komandan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal V Surabaya Kolonel Laut (PM) Hari Mukti menyatakan saat ini belum mendapat informasi terkait dengan permasalahan tersebut. ''Kami belum mendapat konfirmasi dari polisi. Nanti coba saya tanyakan kepada anggota lainnya,'' katanya. (hen/did/c20/ayi)