Direktur Sekolah Konstitusi: TPF Kasus Novel Terburuk Sepanjang Indonesia Merdeka
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Sekolah Konstitusi Indonesia Hermawanto menilai, Tim Pencari Fakta (TPF) kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) Novel Baswedan sebagai yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia merdeka.
Tim bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian gagal mengungkap misteri dalam kasus tersebut. Sebab, rekomendasi yang dihasilkan setelah enam bulan bekerja tidak mengungkap fakta terkait pelaku penyerangan Novel.
“Tidak ada hasil, tidak ada gunanya apa-apa TPF ini selama 6 bulan. Mana ada gitu loh TPF tugasnya mengungkap fakta, menemukan fakta, menemukan temuan-temuan baru terkait dengan siapa pelakunya gitu (malah) hasilnya merekomendasi membentuk tim, ngapain lagi?" katanya, Rabu (17/7).
BACA JUGA: TPF Sebut Pelaku Penyiraman Hanya Ingin Novel Baswedan Menderita
Menurut Hermawanto, hasil investigasi TPF yang merekomendasikan untuk membentuk tim baru merupakan bukti bahwa tim tersebut tidak mampu bekerja.
Sebab seharusnya tim ini yang melakukan pengungkapan, bukan meminta pembentukan tim baru untuk menyelesaikan tugas.
“Jadi menurut saya ini TPF paling buruk sepanjang Indonesia merdeka. Menurut saya mengecewakan dan jangan pernah ditiru oleh generasi milenial," tegasnya. (rmol)