Dirut Pelindo II Ancam Mundur
Jika Menteri BUMN Pertahankan Direktur Personalia"Potensi terganggu masih besar. Oktober lalu, Cipto harus memegang tugas yang ditinggalkan karena mantan Direktur Keuangan Pelindo II Mulyono diangkat menjadi Dirut Pelindo IV," ujarnya.
Sementara itu, RJ Lino masih kukuh mengenai sikapnya dalam pemecatan tersebut. Menurut dia, itu sudah bagian dari kesepakatannya ketika diminta mendapuk nahkoda dari BUMN yang menaungi tanjung Priok.
"Ketika saya diangkat, saya minta tiga permintaan. Yang pertama, keuangan Pelindo harus fokus terhadap pelayanan. Keuangan hanya boleh 20 persen, sisanya performance. Kedua, Pelabuhan Bojonegara dibatalkan walau ada dua presiden yang sudah tanda tangan. Yang ketiga, saya memilih direksi sendiri, bukan pemerintah," ungkapnya.
Syarat-syarat tersebut, lanjut dia, sudah disetujui oleh semua pihak saat itu. Karena itu, dia merasa sudah punya hak untuk mengutak-atik jajaran direksinya. "Saya orangnya begini. Sangat memegang integritas. Kalau orang itu sudah melanggar kepercayaan, saya sudah tidak bisa menoleransi. Otomatis saya tidak bisa lagi bekerja dengan dengan dia. Kalau memang Pak Cipto harus bertahan, saya saja yang keluar," jelasnya.
Saat ditanya detil cerita, Lino menjelaskan ada dua kejadian yang membuatnya kehilangan kepercayaan. Yang pertama adalah kasus potongan untuk arisan Perispindo (Persatuan Istri Pelindo II) pada slip gaji karyawan. Dalam kasus tersebut, dia meminta pihak-pihak yang terlibat dihukum.
"Pak Cipto begitu mempertahankan orang-orang itu. Akhirnya kami sepakat untuk memberikan peringatan keras kepada senior manager dan skors ke manager," ujarnya.
Namun, lanjut dia, kesepakatan tersebut tak ditindak lanjuti oleh Cipto. Hal tersebut terus terjadi. Puncaknya, pada peringatan ulang tahun, Dirpum meresmikan even kompetisi internal sepanggung dengan Ketua Serikat Pekerja (SP) Kirnoto.
Dalam laporan yang didengar, Kirnoto memberi sambutan yang berlawanan dengan kebijakan perusahaan. "Minggu (8/12), saya langsung melarang Pak Cipto berangkat ke Tiongkok dan bertemu saya Senin (9/12) jam 11.00. Saya langsung tanya ke dia. Dan jawabannya tidak memuaskan. Akhirnya saya beri pilihan, mau mengundurkan diri atau saya yang usul ke pak Dahlan (Menteri BUMN Dahlan Iskan) untuk diganti," jelasnya.