Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Distribusi Vaksin Palsu Terlacak, Ternyata di 9 Daerah Ini

Rabu, 13 Juli 2016 – 07:19 WIB
Distribusi Vaksin Palsu Terlacak, Ternyata di 9 Daerah Ini - JPNN.COM
Ilustrsi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Distribusi vaksin palsu di daerah dilacak oleh tim dari  Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Dari hasil penyelidikan itu ada 37 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang tersebar di sembilan daerah yang diduga kuat menggunakan vaksin abal-abal. Lantaran mereka mendapatkan vaksin dari sumber tidak resmi.

Sembilan daerah itu antara lain Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, Serang, Bandung, Surabaya, Pangkal Pinang, Batam, dan DKI Jakarta.

BPOM masih belum mau mengungkap jumlah fasyankes di masing-masing kota dan propinsi itu lantaran masih dalam penelitian lebih lanjut. Direktur Pengawasan Distribusi Obat BPOM Arustiono menuturkan dari 37 fasyankes itu mereka mendapatkan 39 jenis sampel uji. 

Hingga kini mereka baru bisa memastikan lima sampel. Empat sampel vaksin yang dipastikan palsu. Selain itu satu sampel lain sejak awal dipastikan palsu karena labelnya tidak sesuai.

”Sebanyak 39 sampel itu kami anggap cukup representatif. Sampel lain masih kami teliti,” ujar Arustono usai rapat koordinasi satuan tugas penanggulangan vaksin palsu di kantor Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said Jakarta kemarin (12/7).

Penanganan vaksin palsu itu melibatkan pula Kemenkes dan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri. Setelah memastikan fasyankes menggunakan vaksin palsu, 

Kemenkes langsung bergerak untuk melakukan pendataan. Mereka pun menemukan sedikitnya 197 anak-anak yang mendapatkan vaksin palsu dari sebuah klinik di Ciracas, Jakarta Timur. Jadi, masih ada 36 fasyankes lain yang dipastikan penggunaan vaksin palsu serta jumlah korbannya. 

JAKARTA – Distribusi vaksin palsu di daerah dilacak oleh tim dari  Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Dari hasil penyelidikan itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News