Ditembak Polisi, Anak PNS Pengadilan Kehilangan Kaki
Melihat lutut Arif menggigil dan meringis menahan luka di lututnya yang terus mengeluarkan darah itu, Lukman sempat melayangkan surat permohonan ke Kapolres DS pada Sabtu (11/1) untuk membawa Arif berobat ke rumah sakit.
Namun Kapolres DS AKBP Dicky Patrianegara SH Sik baru membalas surat permohonan itu pada Kamis (16/1) yang isinya jika Arif bisa diperiksa dokter pribadi, itu pun harus di dalam sel. Karena tak medapat perawatan medis, hari ke hari kondisi Arif pun kian memprihatinkan.
Karena kakinya mulai menghitam dan bau, pada Sabtu (18/1) sore, Arif pun diperbolehkan polisi dibawa pihak keluarga ke RSUD DS dengan pengawalan ketat. “Selama 9 hari kaki anakku dibiarkan begitu saja hingga membusuk dan bau. Akibatnya, kakinya harus diamputasi,” lirih Lukman ber-urai air mata. Masih menurut Lukman, perlakuan polisi yang dianggapnya tak manusiawi itu yang membuat keluarganya berang.
Karena itu, PNS di pengadilan ini pun membuat laporan resmi ke Propam Poldasu, Jumat (10/1) lalu. Bahkan, kata Lukman, keluarganya juga siap “perang” dengan polisi. Sementara itu Kasat Reskrim Polres DS AKP Arfin Fachreza AH SIk dalam paparannya kepada wartawan, Jumat (10/1) mengatakan Arif ditembak karena mencoba melawan petugas.
Bakal diamputasinya kaki kiri Arif, tak hanya membuat keluarganya sedih tak kepalang. Tapi Yohana Manalu (19), kekasih Arif yang ditemui kru koran ini di sela-sela mengunjung Arif, mengatakan jika perasaannya hancur total melihat penderitaan pria yang baru 5 bulan jadi kekasihnya itu.
Meski Arif harus kehilangan kakinya, tapi mahasiswi Medistra Lubukpakam itu mengaku tetap mencintai kekasihnya tersebut. Karena menurut mahasiswi yang kos di Gang Amal, Kel. Lubukpakam Pekan ini, dia mencintai Arif, bukan kakinya. “Aku cinta Arif, bukan cinta kakinya,” ujar Yohana yang mengaku kedua orangtuanya tinggal di Pekanbaru, Riau itu. (man/deo)