Ditjen PSP Kementan Sosialisasikan Optimalisasi Lahan Responsif Gender di Jateng
"Sedangkan lahan dan Pakan Hijauan Ternak disiapkan oleh calon penerima manfaat. Dinas Pertanian Kabupaten diharapkan dapat membina para penerima manfaat kegiatan ini," tambahnya.
Sebelumnya, Ditjen PSP sudah membuat kegiatan percontohan dalam tema optimasi lahan responsif gender sejak tahun 2012 dan terus berkelanjutan.
Di antaranya Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP) Responsif Gender, Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui kegiatan Konservasi Lahan, Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui kegiatan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dan Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui kegiatan Integrasi Lahan Sawah dan Ternak Itik.
Kemudian ada Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui Pengintegrasian Ternak Kelinci dengan areal tanaman pangan/hortikultura, Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui Pengintegrasian Ternak Kelinci, Kambing dan Itik, dan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui Pengintegrasian Ternak Kambing.
Sementara, Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui konservasi lahan dilaksanakan di dua provinsi. Yakni Jawa Barat (Kabupaten Bogor) dan Jawa Tengah (Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara).
"Kegiatan optimasi lahan melalui konservasi lahan ini ditujukan untuk mencegah degradasi lahan, erosi, banjir dan lainnya. Melalui kegiatan dem farm dan pelatihan dengan melibatkan patisipasi petani laki-laki dan perempuan serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani serta kesejahteraan keluarga petani," papar Sarwo Edhy.
Kegiatan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dilaksanakan di lima propinsi. Di antaranya Jawa Barat (Kabupaten Bogor), Jawa Tengah (Kota Semarang), DIY (Kota Sleman), Jawa Timur (Kabupaten Jombang) dan Banten (Kota Serang).
Sementara Integrasi Lahan Sawah dan Ternak Itik dilaksanakan di dua provinsi. Yakni Jawa Barat (Kabupaten Subang dan Cirebon) dan Jawa Tengah (Kabupaten Banyumas dan Cilacap).