Dituding Terima Dana Investasi Rp 9,3 Triliun, Mahathir Desak Najib Segera Mundur
jpnn.com - KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak kesandung masalah. Dana investasi negara 1MDB sekitar USD 700 juta atau setara Rp 9,3 triliun dituding mengalir ke rekening pribadi pemimpin 61 tahun itu. Jumat (3/7) kemarin ketua Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) tersebut membantah tuduhan itu.
Dugaan penyalahgunaan dana tersebut kali pertama muncul dalam berita online milik Wall Street Journal dan Sarawak Report. Dalam laporan itu disebutkan bahwa Razak menerima dana investasi negara tersebut tidak hanya satu kali. Setidaknya lima kali 1MDB mendepositkan dana ke rekening pribadi Najib. Dua jumlah transaksi terbesar terjadi pada Maret 2013. Tepatnya, menjelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilu).
Saat itu 1MDB mengalirkan dana USD 620 juta (sekitar Rp 8,2 triliun) dan USD 61 juta (sekitar Rp 813 miliar). Sebelum berakhir di rekening Najib, menurut Wall Street Journal, dana itu mengalir lewat berbagai lembaga lebih dahulu. Di antaranya, rekening milik lembaga-lembaga pemerintah, perbankan, dan beberapa perusahaan swasta.
Laporan itu pun langsung memantik reaksi beragam dari dalam dan luar negeri. Kemarin nilai tukar ringgit terhadap dolar AS langsung anjlok ke level 3,7845. Itu merupakan nilai tukar terendah ringgit terhadap dolar AS sejak Juli 2005. Selain berdampak langsung pada sektor perekonomian, dugaan penyalahgunaan wewenang oleh Najib tersebut melahirkan gejolak dalam pemerintahan.
Apalagi, saat ini 1MDB alias 1Malaysia Development Berhad sedang menjadi sorotan. Lembaga investasi yang memiliki utang USD 11,2 miliar (sekitar Rp 149,3 triliun) itu diduga melakukan berbagai penyelewengan. Mulai alamat kantor yang tidak jelas hingga tidak adanya auditor yang pasti. Duduknya Najib sebagai anggota dewan penasihat juga memicu kontroversi.
Dalam pembelaannya kemarin, Najib membantah keras laporan Wall Street Journal dan Sarawak Report tersebut. Dia mengaku tidak pernah menerima dana sebesar itu dari 1MDB. "Ini rekayasa yang dilakukan segelintir individu untuk menjatuhkan perekonomian kita dan menodai citra pemerintah," terang kantor PM. Najib juga menyebut tudingan tersebut sebagai skenario politik untuk menjegal karirnya.
Di tempat terpisah, 1MDB juga membantah tuduhan tersebut. "Kami tidak pernah mengalirkan dana apa pun kepada PM," terang lembaga tersebut secara tertulis. 1MDB juga menyatakan bahwa dokumen-dokumen yang dikutip Wall Street Journal dan Sarawak Report tidak valid. 1MDB juga menuduh individu-individu yang berada di balik penyebarluasan dokumen itu sengaja ingin menjatuhkan lembaga tersebut.
Sementara itu, tekanan terhadap Najib semakin meningkat. Mantan PM Mahathir Mohamad mendesak politikus asal Negara Bagian Pahang tersebut mengundurkan diri. "Ada yang sudah busuk di negeri ini. Jika Najib tetap berkuasa, UMNO akan kalah dalam pemilu berikutnya," ujar Mahathir. Dia juga mengkritik 1MDB yang tidak transparan dalam kinerja investasinya. (AP/AFP/hep/c10/ami/ray/jpnn)