Diversifikasi Pangan Salah Satu Cara Mengantisipasi Krisis Global
jpnn.com, JAKARTA - Akademisi IPB dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT IPB), Netti Tinaprilla menilai diversifikasi merupakan sebuah keharusan untuk menguatkan ketahanan pangan Indonesi, agar lebih beragam.
Dia menyatakan dukungan pada upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memperluas pengembangkan potensi pangan lokal.
"Diversifikasi konsumsi pangan lokal mau tidak mau harus menjadi perhatian bersama untuk terus dikembangkan. Kami harus bisa memanfaatkan kearifan lokal dan industri kuliner agar gizi kita tetap seimbang," ujar Netti dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (24/4).
Netti mengatakan konsumsi pangan lokal merupakan langkah yang sangat cerdas karena sama saja dengan memberi kontribusi terhadap penurunan harga pangan dunia yang kini mulai merangkak naik akibat krisis perang Rusia-Ukraina.
"Menurut saya kita harus segera melakukan diversifikasi pangan lokal. Kedua menanam komoditi yang memiliki comparative dan kompetitive advantage, dengan dukungan pemerintah agar petani tetap termotivasi menanam," katanya.
Untuk itu, Netti mengajak masyarakat Indonesia agar melakukan penanaman pangan lokal seperti singkong, jagung, pisang, talas, sagu, dan juga kentang. Semua jenis pangan lokal tersebut bisa diolah menjadi berbagai makanan kaya karbohidrat dan juga jenis kudapan lainya.
"Mari semangat menanam, jangan putus asa dengan kondisi global. Karena itu kita perlu beralih ke pangan lokal," katanya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong kemandirian pangan untuk mengurangi ketergantungan impor. Di antaranya melalui diversifikasi pangan sebagai pengganti makanan utama dalam menghadapi berbagai ancaman krisis global.