Djanur Pastikan tak akan Berkhianat kepada Kariernya
Ya, ini sejatinya sudah ditunjukkan Djanur saat mampu membawa Legimin Raharjo dkk mengalahkan Persib dengan skor 2-0 pada Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), 21 Januari 2018.
Namun, Djanur pun menegaskan keberhasilan menaklukkan Persib saat itu bukanlah jaminan. “Kita ingin meraih kemenangan. Namun, hasil di Piala Presiden tidak bisa dijadikan acuan,” ujar pelatih kelahiran Jawa Barat 30 Oktober 1964 tersebut.
Djanur dan Persib memang sulit dipisahkan. Dia tidak hanya dikenal sebagai pelatih tapi juga pemain Maung Bandung. Bersama skuad Persib, dia turut mengantarkan Persib menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986, 1989-1990 dan 1993-1994.
Djanur juga sempat memperkuat tim Mercu Buana Medan pada tahun 1982-1985. Sayang, di sini tidak lama karena klub bubar pada pertengahan tahun 1985 dan sehingga kembali ke Persib.
Sebagai pelatih, Djanur pernah merasakan gelar juara ketika menjadi asisten pelatih Indra Thohir di Liga Indonesia (LI) I/1994-1995 dan masih dipercaya hingga tahun 1996.
Setelah itu dia lebih memantapkan karier kepelatihan dengan menukangi PERSIB Junior (U-23). Pada tahun 2006 lagi-lagi dia mendapat kepercayaan sebagai asisten pelatih untuk mendampingi Arcan Iurie.
Djanur sempat berkelana dengan menjadi pelatih klub di luar Persib.
Namun, jiwa Persib masih sangat melekat hingga pada tahun 2012, manajemen Persib kembali mempercayakan dirinya untuk menukangi tim sebagai pelatih kepala dalam mengarungi Indonesia Super League tahun 2013 hingga 2016 dan 2017 dia didapuk menukangi PSMS yang masih di Liga 2 hingga sekarang. (nin)