Djarot: Ya Allah... Salah Saya Itu Apa?
jpnn.com, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat diusir setelah salat Jumat di Masjid Jami Al-Atiq, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/4). Meski begitu, Djarot tidak memasalahkan peristiwa pengusiran itu.
Dia mengimbau kepada para pendukung supaya bisa bersabar dan memaafkan para pelaku pengusiran tersebut.
"Saya sudah menyampaikan untuk selalu bersabar dan memaafkan siapa pun juga yang memperlakukan kita seperti itu," kata Djarot saat menghadiri acara Jakarta Mengaji di Lapangan Cipinang Indah, Jakarta, Sabtu (15/4).
Menurut Djarot, pengusiran yang dia terima di Masjid Jami Al-Atiq, Tebet, tidak seberapa dibandingkan dengan peristiwa sebelumnya. Meski begitu, dia memohon kepada seluruh takmir masjid dan warga Jakarta tidak boleh melakukan hal seperti itu.
"Itu bertentangan dengan ajaran Islam, nilai-nilai Islam, spirit-spirit Islam yang saya pahami. Dan itu juga bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," ujar Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar itu mengaku sampai introspeksi mengenai ketika ada peristiwa penolakan. Pasalnya, dia merasa tidak pernah menyampaikan ujaran kebencian kepada orang lain.
"Saya sampai introspeksi, berdoa kalau malam, ya Allah salah saya itu apa? Apa kami pernah mengungkapkan ujaran-ujaran yang penuh dengan kebencian? Apa saya pernah mengucapkan yang kasar pada mereka? Mohon maaf, tidak pernah. Kalau pun kami pernah menyampaikan ucapan yang menyinggung saudara, kami mohon maaf," tutur Djarot.
Menurut Djarot, para pelaku pengusiran itu adalah saudara-saudaranya yang diliputi angkara murka, dendam, dan kebencian. "Enggak apa-apa," ucapnya. (gil/jpnn)