Silakan Baca, Ini Alasan PDIP Ogah Usung Akhyar Nasution di Pilwako Medan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat mengakui pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Akhyar Nasution sudah bukan kader parpolnya.
Menurut Djarot, PDIP memutuskan tidak mengusung Akhyar pada Pilkada Kota Medan dengan pertimbangan kuat.
Djarot mengatakan, kader-kader PDIP tidak boleh haus kekuasaan. Mantan gubernur DKI itu menegaskan, setiap kader PDIP harus harus berdisiplin mengikuti setiap keputusan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Kader Partai harus berdisiplin dan berpolitik itu untuk pengabdian yang lebih besar. Bukan untuk berburu kekuasaan politik," kata Djarot melalui layanan pesan, Sabtu (25/7).
Djarot pun menyebut ambisi Akhyar membuat PDIP tak mengusung politikus kelahiran 21 Juli 1966 itu pada Pilkada Kota Medan. PDIP memutuskan mengusung Bobby Afif Nasution yang notabene menanti Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wali kota Medan.
Lebih lanjut Djarot juga menyinggung soal keputusan Akhyar pindah partai demi memperoleh tiket pencalonan pada Pilkada Kota Medan. Menurut Djarot, hengkangnya Akhyar dari PDIP ke Partai Demokrat justru menjadi momentum konsolidasi kader parpol pemenang Pemilu 2019 itu.
"Langkah pragmatis yang dilakukan saudara Akhyar Nasution dengan pindah ke Partai Demokrat justru ditempatkan sebagai bagian konsolidasi kader. Dalam konsolidasi tersebut ada kader yang lolos karena memiliki kesabaran revolusioner, namun ada yang gagal karena ambisi kekuasaan. Yang bersangkutan masuk pada ketegori kedua," kata Djarot.
Djarot memastikan PDIP akan melayangkan sanksi kepada Akhyar yang telah berpindah partai. Terlebih, Akhyar pindah ke Demokrat ketika masih berstatus kader PDIP.