Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dokumen Lawas Ungkap Cara Kotor Erdogan Mengejar Kekuasaan

Sabtu, 09 Mei 2020 – 04:04 WIB
Dokumen Lawas Ungkap Cara Kotor Erdogan Mengejar Kekuasaan - JPNN.COM
Berita di laman Saudi Gazette edisi 8 Mei 2020 tentang dokumen lawas yang mengungkap patgulipat Recep Tayyip Erdogan pada masa lalu. Foto: Saudi Gazette

jpnn.com, JEDDAH - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kini merupakan figur berpengaruh yang menentukan perpolitikan di negerinya. Namun, dokumen resmi pemerintah justru mengungkap orang kuat Turki itu tak bersih dari korupsi.

Dokumen resmi bertarikh 1990-an milik jurnalis investigatif Abdullah Bozkurt mendedahkan kasak-kusuk Erdogan dalam mengejar kekuasan. Dokumen itu menyingkap kasus korupsi yang melibatkan Erdogan kala menjadi wali kota Istanbul.

Laporan investigasi yang disiapkan Kementerian Urusan Dalam Negeri Turki dan surat dakwaan jaksa terhadap Erdogan beserta para koleganya pada era 1990-an mengungkap bagaimana politikus kelahiran 26 Februari 1954 itu melakukan kongkalikong dalam berbuat lancung. Antara lain membangun perusahaan kriminal, menggelapkan dana publik melalui penyalahgunaan kewenangan, memalsukan dokumen resmi, bersumpah palsu dan kejahatan lainnya.

Selain itu, laporan hasil investigasi menyebut Erdogan dan kawan-kawannya merancang berbagai skema termasuk mendirikan sejumlah perusahaan untuk menampung dana dari Pemerintah Kota Istanbul, serta memperkaya pengusaha yang dekat dengan Partai Kesejahteraan Islam. Partai itu menguasai Istanbul sejak 1994.

Dokumen tersebut juga membeber bagaimana Erdogan merekrut orang-orang dengan latar belakang politik Islam ke lingkarannya di pemerintahan. Bersamaan dengan itu, Erdogan juga memecat para pegawai yang direkrut pendahulunya di kursi wali kota Istanbul.

?Lebih lanjut laporan itu menyoroti Erdogan yang begitu menjadi wali kota Istanbul sudah berambisi menjadi perdana menteri (PM). Tentu saja keinginan itu harus didukung dana untuk kampanye dan menyewa staf.

Erdogan pun diduga memakai dana Pemkot Istanbul secara ilegal pada 1994, 1995 dan 1996. Total jenderal ada 18 dakwaan terhadap Erdogan.

Namun, wali kota Istanbul 1994-1998 itu mampu berkelit. Sebab, Erdogan setelah tak menjabat wali kota Istanbul justru menjadi anggota Parlemen Turki yang memperoleh kekebalan hukum.

Jurnalis investigatif Abdullah Bozkurt memiliki dokumen lama dari Kementerian Dalam Negeri Turki mengenai kejahatan Erdogan di masa lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close