Donald Trump Haramkan Produk Huawei Masuk AS
jpnn.com, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump baru saja mengeluarkan pernyataan darurat nasional kelimanya. Kali ini dia memerintahkan AS menutup pintu rapat-rapat untuk Huawei. Langkah yang langsung menyentuh sisi sensitif pemerintah Tiongkok.
Rabu lalu (15/5) suami Melania tersebut membubuhkan tanda tangan di atas dokumen eksekutif. Disebutkan bahwa AS dilarang membeli atau menggunakan peralatan dari perusahaan yang membahayakan keamanan nasional. "Pemerintah akan melakukan apa pun untuk membuat AS tetap aman dari musuh asing," ujar Jubir Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders kepada AFP.
Dokumen itu memang tak menyebutkan langsung perusahaan mana yang menjadi musuh rakyat AS. Namun, tindak lanjut Kementerian Perdagangan AS sepertinya menegaskan bahwa Trump sedang membidik Huawei. Biro Industri dan Keamanan di Kementerian Perdagangan AS mengumumkan rencana untuk memasukkan Huawei dan 70 anak usaha dalam daftar entitas. Sebelas dua belas dengan masuk daftar hitam perdagangan.
Perseroan AS yang ingin berbisnis dengan perusahaan yang tercatat dalam daftar entitas harus mendapatkan lisensi dari Biro Industri dan Keamanan. "Kami tak akan memberikan izin jika bisnis yang dimaksud bisa melukai keamanan nasional," ujar Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross.
BACA JUGA: Perang Dagang Memanas, Donald Trump dan Xi Jinping Dijadwalkan Bertemu di Jepang
Keputusan itu disambut baik kroni Trump. Senator Republik Tom Cotton mengatakan bahwa keputusan pemerintah sudah benar. Dia percaya bahwa perusahaan telekomunikasi Tiongkok seperti Huawei hanyalah kedok Badan Intelijen Partai Komunis Tiongkok. "RIP (rest in peace, Red) Huawei. Terima kasih sudah bermain," ucap Cotton.
Huawei meradang. Raksasa teknologi itu menyebut langkah AS menyalahi prinsip kompetisi bisnis yang terbuka. Mereka berjanji tak tinggal diam atas ketidakadilan tersebut. "Melarang kami hanya akan membuat rakyat menikmati pilihan yang lebih buruk dan mahal," ujar Huawei dalam pernyataan resmi kepada BBC.
Begitu juga pemerintah Tiongkok. Jubir Kementerian Luar Negeri Gung Shuang mengatakan bahwa tindakan AS sudah keterlaluan. Menurut dia, tuduhan Trump telah mencemari nama baik perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu.